Pages

loading...

Thursday, January 10, 2019

Diagnosa Keperawatan AIDS

A.    Definisi
Aids (acquired immunodeficiency syndrome) adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV ( human immunodeficiency virus) yang termasuk famili retroviridae. Aids merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Keridakefektifan bersihan jalan nafas b.d pneumonia carinii (PCVP), peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai kelemahan serta keadaan mudah letih
2.      Ketidakefektifa pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
3.      Ketidakefektifan termoregulasi b.d penurunan imunitas tubuh
4.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan oral
5.      Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
6.      Resiko infeksi b.d imunodefisiensi

C.    Intervensi Keperawatan
1.      Dx. Keperawatan
Keridakefektifan bersihan jalan nafas b.d pneumonia carinii (PCVP), peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai kelemahan serta keadaan mudah letih

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-          Tidak ada batuk
-          Suara nafas tambahan
-          Perubahan frekuensi nafas
-          Perubahan irama nafas
-          Dipsnue
-          Sputum dalam jumlah yang berlebihan
-          Batuk yang tidak efektif
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
1.  Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
2.  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
3.  Minta klien bernafas dalam sebelum suction dilakukan
4.  Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.  Gunakan alat steril setiap melakukan tindakan
6.  Monitor status oksigen pasien
7.  Hentikan suction dna berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.      Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.      Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.      Pasang mayo bila pelru
4.      Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.      Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.      Berikan bronkodilator bila perlu
7.      Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.      Monitor respirasi dan status O2

2.      Dx. Keperawatan
Ketidakefektifa pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-          Perubahan kedalam pernafasan
-          Perubahan ekskursi dada
-          Bradipneu
-          Penurunan tekanan ekspirasi
-          Penurunan kapasitas vital
-          Dispnue
-          Pernafasan cuping hidung
-          Ortopnue
-          Takipnue
-          Fase ekspirasi memanjang
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3. TTV dalam batas normal
Airway management
1. Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Pasang mayo bila pelru
4. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6. Berikan bronkodilator bila perlu
7. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8. Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.      Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2.      Pertahankan jalan nafas yang efektif
3.      Atur peralatan oksigenasi
4.      Pertahankan posisi pasien
5.      Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.      Monitor TTV
2.      Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3.      Monitor VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.      Monitor TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.      Monitor frekuensi dan irama pernafasan
6.      Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.      Identfikasi penyebab perubahan vital sign

3. Dx. Keperawatan   
    Ketidakefektifan termoregulasi b.d penurunan imunitas tubuh

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Fruktuasi suhu di antara hipotermi dan hipertermia
Batasan karakteristik :
-          Dasar kuku sianostik
-          Kulit kemerahan
-          Hipertensi
-          Peningkatan suhu di atas normal
-          Peningkatan frekuensi pernafasan
-          Pucat sedang
-          Penurunan suhu tubuh di bawah normal
-          Pengisian tulang kapiler yang lambat, takikardi
1. Keseimbangan antara produksi panas, panas yang diterima dan yang hilang
2. Seimbang antara produksi panas, panas yang diterima dan hilang selama 28 hari pertama kehidupan
3. Keseimbangan asam basa bayi baru lahir
4. Suhu tubh normal
5. Tidak ada kejang
6. Tidak ada perubahan warna kulit
7. Pengendalian resiko: hipertermia, hipotermia, proses menular, paparan sinar matahari
1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Monitor TTV
3. Monitor warna dan suhu kulit
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5. Ajarkan klien  cara mencegah keletihan akibat panas
6. Beritahu tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan
7. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
8. Berikan anti piretik jika perlu
9. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dari kemungkinan efek negative dari kedinginan
  
4. Dx. Keperawatan       
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan oral

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-          Nyeri abdomen
-          Kram abdomen
-          Berat badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-          Diare
-          Bising usus hiperaktif
-          Kurang makan
-          Kurang informasi
-          Kurang minat pada makanan
-          Ketidakmampuan memakan makanan
-          Cepat kenyang setelah makan
-          Sariawan rongga mulut
-          Kelemahan otot untuk menelan
1.      Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.      BB ideal sesuai dengan tinggi badan
3.      Mampu mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.      Tidak ada tanda malnutrisi
5.      Menunjukka peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.      Tidak terjadi penurunan BB yang berarti
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4. Berikan subtansi gula
5. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
7. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan BB
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
5. Monitor turgor kulit
6. Monitor mual dan muntah
7. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
9. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.           Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral

     5. Dx. keperawatan        
Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang ingin dilakukan
Batasan karakteristik :
a. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b.Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
c. Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia dan aritmia
d.             Ketidak nyamanan setelah beraktivitas
e. Menyatakan merasa lemah dan letih
1.    Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
2.    Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR
3.    TTV normal
4.    Energy psikomotor
5.    Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
6.    Sirkulasi status baik
7.    Status respirasi; pertukaran gas dan ventilasi adekuat
1.  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
2. Bantu untuk membantu aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial
3. Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti, kursi roda, krek
4.      Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai klien
5.      Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam aktivitas
6.      Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan pengutatan

6.      Dx. keperawatan        
         Resiko infeksi b.d imunodefisiensi
 
Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor-faktor resiko :
1. Penyakit kronis
-          Diabetes melitus
-          Obesitas
2. Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan patogen
3. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
4. Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
5. Vaksinasi tidak adekuat
6. Malnutrisi
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
3. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit dalam batas normal
5. Menunjukan perilaku hidup sehat

Kontrol infeksi
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
4. Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
5. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
6. Gunakan baju, sarung tangan bila perlu
7. Tingkatkan intake nutrisi
8. Berikan terapi antibiotik bila perlu
9. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
10.           Dorong masukan nutrisi yang cukup
11.           Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
12.           Ajarkan cara menghindari infeksi
13.           Laporkan kecurigaan infeksi

DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta

1 comment:

  1. kalo ada yang butuh manifestasi klini, etiologi, dan pathway nya klian bisa commnent di sini

    ReplyDelete