Pages

loading...

Friday, January 25, 2019

Diagnosa Keperawatan Antrax


    A.   Definisi
Antrax adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh kuman bacillus anthracis, suatu basil yang dapat membentuk spora dan ditularkan ke manusia melalui kontak dengan kulit manusia yang terdapat (lesi, lecet, abrasi) menghirup spora atau mengkonsumsi daging yang terkontaminasi kuman vegetative atau spora melalui tangan, digigit serangga yang baru menggigit hewan infeksif(jarang). (Widoyono)

   B.   Intervensi Keperawatan 
1.     Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas ditandai dengan terdengar stridor, dipsnea, batuk dengan sputum purulen, pemeriksaan radiologi tampak pelebaran mediastinum, efusi pleura
2.     Diare b.d peningkatan motilitas GI ditandai dengan BAB cair dan lebih dari 3 kali/hari, suara usus hiperaktif dan nyeri perut
3.     Kerusakan integritas  jaringan b.d iritan toksin bakteri anthrax ditandai dengan terdapat lesi kulit primer yang tidak nyeri dan papula yang gatal, vesikel yang berisi cairan jernih, vesikel mengalami nekrosis sentral menimbul eskar (ulkus nekrotik) kehitaman yang khas dikelilingi edema dan vesikel keunguan
4.     Hipertermi b.d peningkatan metabolic ditandai dengan peningkatan suhu tubu di atas rentang normal (36,5-37,5), RR meningkat 28x/ menit, dan kulit bewarna merah
5.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  

    C.   Implementasi Keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas ditandai dengan terdengar stridor, dipsnea, batuk dengan sputum purulen, pemeriksaan radiologi tampak pelebaran mediastinum, efusi pleura

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada batuk
-         Suara nafas tambahan
-         Perubahan frekuensi nafas
-         Perubahan irama nafas
-         Dipsnue
-         Sputum dalam jumlah yang berlebihan
-         Batuk yang tidak efektif
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap melakukan tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.     Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.     Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.     Pasang mayo bila pelru
4.     Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.     Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.     Berikan bronkodilator bila perlu
7.     Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.     Monitor respirasi dan status O2

2.     Dx. Keperawatan
Diare b.d peningkatan motilitas GI ditandai dengan BAB cair dan lebih dari 3 kali/hari, suara usus hiperaktif dan nyeri perut

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk
Batasan karakteristik :
-         Nyeri abdomen sediitnya tiga kali defekasi per hari
-         Kram
-         Bising usus hiperaktif
-         Ada dorongan
1. Feses berbentuk, BAB sehari sekali- tiga hari
2. Menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
3. Tidak mengalami diare
4. Menjelaskan penyebab diare dan rasional tindakan
5. Mempertahankan turgor kulit
1.             Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
2.             Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare
3.             Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat warna,jumlah, frekuensi dan konsistensi dari feses
4.             Evaluasi intake makanan yang masuk
5.             Identifikasi faktor penyebab dari diare
6.             Monitor tanda dan gejala diare
7.             Observasi turgor kulit secara rutin
8.             Ukur diare/ keluaran BAB
9.             Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein dan tinggi kalori jika memungkinkan
10.        Ajarkan teknik menurunkan stress
11.        Monitor persiapan makanan yang aman
12.        Hubungi dokter jika ada bising usus 

3.     Dx. Keperawatan
Kerusakan integritas  jaringan b.d iritan toksin bakteri anthrax ditandai dengan terdapat lesi kulit primer yang tidak nyeri dan papula yang gatal, vesikel yang berisi cairan jernih, vesikel mengalami nekrosis sentral menimbul eskar (ulkus nekrotik) kehitaman yang khas dikelilingi edema dan vesikel keunguan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Kerusakan jaringan membran mukosa, kornea, integumen, atau subkutan.
Batasan karakteristik :
-         Kerusakan jaringan (mis., kornea, membran mukosa, integumen, atau subkutan)
-         Kerusakan jaringan
Faktor yang berhubungan
-         Gangguan sirkulasi
-         Iritan zat kimia
-         Kelebihan cairan
-         Hambatan mobilitas
-         Radiasi
-         Suhu eksterm
-         Kurang pengetahuan
1.             Perfusi jaringan normal
2.             Tidak ada tanda- tanda infeksi
3.             Ketebalan dan tekstur jaringan normal
4.             Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera berulang
5.             Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
1.             Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2.             Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
3.             Mobilisasi pasien(ubah posisi pasien) setiap dua jama sekali
4.             Monitor kulit adanya kemerahan
5.             Oleskan lotion atau minyak/ baby oil pada daerah tertekan
6.             Monitor status nutrisi pasien
7.             Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
8.             Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi.
9.             Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka
10.        Kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
11.        Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
12.        Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
13.        Hindari kerutan pada tempat tidur

4.     Dx. Keperawatan
Hipertermi b.d peningkatan metabolic ditandai dengan peningkatan suhu tubu di atas rentang normal (36,5-37,5), RR meningkat 28x/ menit, dan kulit bewarna merah

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan karakteristik :
-         Konvulsi
-         Kulit kemerahan
-         Kejang
-         Takikardi
-         Takipnea
-         Kulit terasa hangat
-         Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
1.             Suhu tubuh dalam rentang normal
2.             Nadi dan RR dalam rentang normal
3.             Tidka ada perubahan warna kulit dan tidka ada pusing
Fever trearment
1.             Monitor suhu sesering mungkin
2.             Monitor warna dan suhu tubuh
3.             Monitor TTV
4.             Monitor tingkat kesadaran
5.             Monitor WBC, Hb, dan Hct
6.             Berikan anti piretik
7.             Selimuti pasien
8.             Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
9.             Tingkatkan sirkulasi udara
Temperatur regulation
1.     Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2.     Monitor warna dna suhu kulit
3.     Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
4.     Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
5.     Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
6.     Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign monitoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktasi tekanan darah
3.     Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
4.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
5.     Monitor suara paru
6.     Monitor sianosis perifer
7.     Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
8.     Identifikasi penyebab dan perubahan vital sign

5.     Dx. Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-         Nyeri abdomen
-         Kram abdomen
-         Berat badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-         Diare
-         Bising usus hiperaktif
-         Kurang makan
-         Kurang informasi
-         Kurang minat pada makanan
-         Ketidakmampuan memakan makanan
-         Cepat kenyang setelah makan
-         Sariawan rongga mulut
-         Kelemahan otot untuk menelan
1.     Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.     BB ideal sesuai dengan tinggi badan
3.     Mampu mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.     Tidak ada tanda malnutrisi
5.     Menunjukka peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.     Tidak terjadi penurunan BB yang berarti
1.             Kaji adanya alergi makanan
2.             Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.             Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4.             Berikan subtansi gula
5.             Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6.             Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
7.             Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1.             BB pasien dalam batas normal
2.             Monitor adanya penurunan BB
3.             Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4.             Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
5.             Monitor turgor kulit
6.             Monitor mual dan muntah
7.             Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8.             Monitor pertumbuhan dan perkembangan
9.             Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.        Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral


DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta

No comments:

Post a Comment