A.
Definisi
Antrax adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh kuman bacillus
anthracis, suatu basil yang dapat membentuk spora dan ditularkan ke manusia
melalui kontak dengan kulit manusia yang terdapat (lesi, lecet, abrasi)
menghirup spora atau mengkonsumsi daging yang terkontaminasi kuman vegetative
atau spora melalui tangan, digigit serangga yang baru menggigit hewan
infeksif(jarang). (Widoyono)
B.
Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas
ditandai dengan terdengar stridor, dipsnea, batuk dengan sputum purulen,
pemeriksaan radiologi tampak pelebaran mediastinum, efusi pleura
2. Diare b.d peningkatan motilitas GI ditandai dengan BAB cair dan
lebih dari 3 kali/hari, suara usus hiperaktif dan nyeri perut
3. Kerusakan integritas
jaringan b.d iritan toksin bakteri anthrax ditandai dengan terdapat lesi
kulit primer yang tidak nyeri dan papula yang gatal, vesikel yang berisi cairan
jernih, vesikel mengalami nekrosis sentral menimbul eskar (ulkus nekrotik)
kehitaman yang khas dikelilingi edema dan vesikel keunguan
4. Hipertermi b.d peningkatan metabolic ditandai dengan peningkatan
suhu tubu di atas rentang normal (36,5-37,5), RR meningkat 28x/ menit, dan
kulit bewarna merah
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
C.
Implementasi Keperawatan
1.
Dx.
Keperawatan
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas ditandai dengan terdengar
stridor, dipsnea, batuk dengan sputum purulen, pemeriksaan radiologi tampak
pelebaran mediastinum, efusi pleura
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-
Tidak
ada batuk
-
Suara
nafas tambahan
-
Perubahan
frekuensi nafas
-
Perubahan
irama nafas
-
Dipsnue
-
Sputum
dalam jumlah yang berlebihan
-
Batuk
yang tidak efektif
|
1.
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
2.
Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.
Mampu
mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
|
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal
suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum
suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap melakukan
tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan
oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.
Buka
jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.
Pasang
mayo bila pelru
4.
Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
5.
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.
Berikan
bronkodilator bila perlu
7.
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.
Monitor
respirasi dan status O2
|
2.
Dx.
Keperawatan
Diare b.d
peningkatan motilitas GI ditandai dengan BAB cair dan lebih dari 3 kali/hari,
suara usus hiperaktif dan nyeri perut
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk
Batasan karakteristik :
-
Nyeri
abdomen sediitnya tiga kali defekasi per hari
-
Kram
-
Bising
usus hiperaktif
-
Ada
dorongan
|
1.
Feses
berbentuk, BAB sehari sekali- tiga hari
2.
Menjaga
daerah sekitar rectal dari iritasi
3.
Tidak
mengalami diare
4.
Menjelaskan
penyebab diare dan rasional tindakan
5.
Mempertahankan
turgor kulit
|
1.
Evaluasi
efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
2.
Ajarkan
pasien untuk menggunakan obat antidiare
3.
Instruksikan
pasien atau keluarga untuk mencatat warna,jumlah, frekuensi dan konsistensi
dari feses
4.
Evaluasi
intake makanan yang masuk
5.
Identifikasi
faktor penyebab dari diare
6.
Monitor
tanda dan gejala diare
7.
Observasi
turgor kulit secara rutin
8.
Ukur
diare/ keluaran BAB
9.
Instruksikan
pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
10.
Ajarkan
teknik menurunkan stress
11.
Monitor
persiapan makanan yang aman
12.
Hubungi
dokter jika ada bising usus
|
3.
Dx.
Keperawatan
Kerusakan
integritas jaringan b.d iritan toksin
bakteri anthrax ditandai dengan terdapat lesi kulit primer yang tidak nyeri dan
papula yang gatal, vesikel yang berisi cairan jernih, vesikel mengalami
nekrosis sentral menimbul eskar (ulkus nekrotik) kehitaman yang khas
dikelilingi edema dan vesikel keunguan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Kerusakan jaringan membran mukosa, kornea, integumen, atau
subkutan.
Batasan karakteristik :
-
Kerusakan
jaringan (mis., kornea, membran mukosa, integumen, atau subkutan)
-
Kerusakan
jaringan
Faktor yang
berhubungan
-
Gangguan
sirkulasi
-
Iritan
zat kimia
-
Kelebihan
cairan
-
Hambatan
mobilitas
-
Radiasi
-
Suhu
eksterm
-
Kurang
pengetahuan
|
1.
Perfusi
jaringan normal
2.
Tidak
ada tanda- tanda infeksi
3.
Ketebalan
dan tekstur jaringan normal
4.
Menunjukkan
pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera
berulang
5.
Menunjukkan
terjadinya proses penyembuhan luka
|
1.
Anjurkan
pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2.
Jaga
kulit agar tetap bersih dan kering
3.
Mobilisasi
pasien(ubah posisi pasien) setiap dua jama sekali
4.
Monitor
kulit adanya kemerahan
5.
Oleskan
lotion atau minyak/ baby oil pada daerah tertekan
6.
Monitor
status nutrisi pasien
7.
Memandikan
pasien dengan sabun dan air hangat
8.
Observasi
luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik, tanda-tanda
infeksi.
9.
Ajarkan
keluarga tentang luka dan perawatan luka
10.
Kolaborasi
ahli gizi pemberian diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
11.
Lakukan
teknik perawatan luka dengan steril
12.
Berikan
posisi yang mengurangi tekanan pada luka
13.
Hindari
kerutan pada tempat tidur
|
4.
Dx.
Keperawatan
Hipertermi b.d
peningkatan metabolic ditandai dengan peningkatan suhu tubu di atas rentang
normal (36,5-37,5), RR meningkat 28x/ menit, dan kulit bewarna merah
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan karakteristik :
-
Konvulsi
-
Kulit
kemerahan
-
Kejang
-
Takikardi
-
Takipnea
-
Kulit
terasa hangat
-
Peningkatan
suhu tubuh di atas kisaran normal
|
1.
Suhu
tubuh dalam rentang normal
2.
Nadi
dan RR dalam rentang normal
3.
Tidka
ada perubahan warna kulit dan tidka ada pusing
|
Fever trearment
1.
Monitor
suhu sesering mungkin
2.
Monitor
warna dan suhu tubuh
3.
Monitor
TTV
4.
Monitor
tingkat kesadaran
5.
Monitor
WBC, Hb, dan Hct
6.
Berikan
anti piretik
7.
Selimuti
pasien
8.
Kompres
pasien pada lipatan paha dan aksila
9.
Tingkatkan
sirkulasi udara
Temperatur regulation
1.
Monitor
suhu minimal tiap 2 jam
2.
Monitor
warna dna suhu kulit
3.
Monitor
tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
4.
Ajarkan
pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
5.
Ajarkan
indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
6.
Berikan
anti piretik jika perlu
Vital sign monitoring
1.
Monitor
TTV
2.
Catat
adanya fluktasi tekanan darah
3.
Auskultasi
TD pada kedua lengan dan bandingkan
4.
Monitor
frekuensi dan irama pernafasan
5.
Monitor
suara paru
6.
Monitor
sianosis perifer
7.
Monitor
adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
8.
Identifikasi
penyebab dan perubahan vital sign
|
5.
Dx.
Keperawatan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-
Nyeri
abdomen
-
Kram
abdomen
-
Berat
badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-
Diare
-
Bising
usus hiperaktif
-
Kurang
makan
-
Kurang
informasi
-
Kurang
minat pada makanan
-
Ketidakmampuan
memakan makanan
-
Cepat
kenyang setelah makan
-
Sariawan
rongga mulut
-
Kelemahan
otot untuk menelan
|
1.
Adanya
peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.
BB
ideal sesuai dengan tinggi badan
3.
Mampu
mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.
Tidak
ada tanda malnutrisi
5.
Menunjukka
peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.
Tidak
terjadi penurunan BB yang berarti
|
1.
Kaji
adanya alergi makanan
2.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4.
Berikan
subtansi gula
5.
Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6.
Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
7.
Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1.
BB
pasien dalam batas normal
2.
Monitor
adanya penurunan BB
3.
Monitor
tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4.
Monitor
kulit kering dan perubahan pigmentasi
5.
Monitor
turgor kulit
6.
Monitor
mual dan muntah
7.
Monitor
kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8.
Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
9.
Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.
Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns,
dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
No comments:
Post a Comment