BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perawat
merupakan salah satu
ujung tombak dalam pemberian pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit. Hal
ini menjadi sebuah tuntutan peran
dan juga fungsi
perawat untuk memberikan sebuah
pelayanan asuhan keperawatan yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan
pasien. Di dalam
memberikan pelayanan keperawatan, perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan
dan kemampuan berkomunikasi yang
baik sebagai awal
dari terciptanya sebuah hubungan
perawat dengan klien, karena
komunikasi merupakan sebuah proses
yang sangat penting
dalam hubungan antar manusia.
Perawat yang memiliki kemampuan dan
keterampilan baik dalam
hal berkomunikasi akan mudah
menjalin hubungan dengan pasien maupun
keluarga (Liljeroos, Snellman,
& Ekstedt, 2011).
Komunikasi
yang baik dan benar
merupakan poin penting
yang harus dimiliki oleh
setiap tenaga kesehatan, khususnya perawat.
Komunikasi dibutuhkan oleh perawat
dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
baik kepada pasien maupun
keluarga. Kemampuan seperti
ini penting dan harus
ditumbuhkembangkan oleh
perawat, sehingga menjadi
suatu kebiasaan dalam setiap
menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.
Menurut
Suryani (2014), komunikasi berperan dalam
kesembuhan klien, berhubungan
dalam kolaborasi yang dilakukan perawat
dengan tenaga kesehatan lainnya,
dan juga berpengaruh pada kepuasan
klien dan keluarga. Hal tersebut
menjadikan komunikasi dibutuhkan di setiap bentuk
pelayanan yang ada di
Rumah Sakit. Salah
satu bentuk pelayanan yang
ada di Rumah
Sakit adalah ruangan intensive
care unit (ICU) yaitu sebuah bentuk
pelayanan khusus pada
pasien-pasien yang mengalami kondisi kritis.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini yaitu, “Bagaimana Komunikasi Terapeutik Terhadap
Keluarga dan Kelompok ?”
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk memahami tentang komunikasi terapeutik terhadap
keluarga dan kelompok.
2.
Tujuan khusus.
a. Memahami pengertian
Komunikasi
Efektif terhadap keluarga dan Kelompok
b. Memahami Pengertian Keluarga dan Kelompok
c. Memahami Unsur-unsur Komunikasi Terapuetik
d.Memahami Bentuk-Bentuk Komunikasi
dalam Keluarga keluarga dan kelompok
e. Memahami faktor –faktor yang mempengaruhi
komunikasi keluarga dan kelompok
f. Memahami strategi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
g. Memahami hambatan komunikasi
h. Memahami praktek komunikasi pada keluarga
D. Manfaat Penulisan
1.
Bagi Kelompok
Sebagai
tamabahan referensi dan bahan pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
mengenai Komunikasi Terapeutik Terhadap Keluarga dan
Kelompok
2.
Bagi Pembaca
Untuk
menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain dan kepada
masyarakat tentang Komunikasi Terapeutik Terhadap Keluarga dan Kelompok
E.
Sistematika Penulisan
Makalah
ini terdiri dari 3 Bab, yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II Pembahasan, BAB III
Penutup. Masing-masing bab memiliki subbab dengan garis besar isinya sebagai
berikut,yaitu :
BAB I Pendahuluan. Pada bab ini berisi Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan
Sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan. Pada bab ini berisi, pengertian
Pengertian
komunikasi terapeutik keluarga dan kelompok, Pengertian
Keluarga dan kelompok, Unsur- unsur komunikasi terapuetik, Bentuk-Bentuk
Komunikasi dalam Keluarga, faktor –faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga
dan kelompok, strategi komunikasi terapeutik pada
keluarga dan kelompok, hambatan komunikasi, praktek komunikasi pada keluarga
BAB
III Penutup. Pada bab ini berisi Kesimpulan dan Saran
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian komunikasi terapeutik keluarga dan kelompok
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seseorang penolong atau perawat
dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi
(Suryani, 2005).
Struktur organisasi formal mempunyai dampak terhadap
komunikasi. Orang yang berada di tingkat lebih bawah dalam hierarki organisasi
berisiko tidak mendapatkan komunikasi yang memadai dari tingkat yang lebih
tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tingkat komunikasi harus disaring dalam
organisasi besar. Selain itu, dalam organisasi besar, mustail bagi ketua
organisasi seorang diri mengomunikasikan secara pribadi pada setiap orang atau
kelompok yang terlibat dalam pengambilan keputusan organisasi. (Marquis, 2010)
B.
Pengertian Keluarga dan kelompok
Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung
pada orientasi yang digunakan dan orang yang mendefenisikannya. Keluarga adalah
sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi
ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Friedman (2009) mendefinisikan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga.
Pengertian
kelompok, menurut De Vito (2011), adalah sekumpulan individu yang cukup kecil
untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan
satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi
atau struktur di antara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma atau
peraturan yang mengidentifikasi apa yang dianggap sebagai perilaku yang
diinginkan bagi semua anggotanya.
C.
Unsur- unsur komunikasi terapuetik
Menurut
Kariyoso (2007) bahwan unsur- unsur komunikasi meliputi :
1.
komunikator (Pembawa berita)
Komunikator
adalah individu, keluarga atau kelompok yang mempunyai inisiatif dalam
menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
sasaran.
2.
Message (pesan atau berita)
Message
adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-lambang
pembicaraan, gerakan-gerakan dan sebagainya. Message bisa berupa gerakan,
sinar, suara, lambaian tangan dan sebagainya. Sedangkan di rumah sakit message
bisa berupa nasehat dokter, hasil konsultasi pada status klien, laporan dan
sebagainya.
3.
Channel (saluran)
Channel
adalah sarana tempat berikutnya lambang-lambang, meliputi pendengaran,
penglihatan, penciuman dan perabaan.
4.
Komunikan
Komunikan
adalah objek-objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima
berita atau lambang, bisa berupa klien, keluarga maupun masyarakat.
5.
Feed back
Feed
back adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. Hal
ini bisa juga dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari pesan yang telah
disampaikan.
D.
Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga
1.
Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi
orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran penting suami
istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan anggota keluarga
(ayah, ibu, anak).
2.
Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi
yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana
orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang terjalin
antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman
bersama terhadap sesuatu hal di mana antara orang tua dan anak berhak
menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi
yang efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati, dukungan,
perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak.
3.
Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi
disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran ayah dalam memberi
informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan keputusan pada anak yang peran
komunikasinya cenderung meminta dan menerima. Misal, memilih sekolah.
Komunikasi ibu dan anak Lebih bersifat pengasuhan kecenderungan anak untuk
berhubungan dengan ibu jika anak merasa kurang sehat, sedih, maka peran ibu
lebih menonjol.
4.
Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini
terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak yang lebih tua lebih
berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda. Biasanya dipengaruhi oleh
tingkatan usia atau faktor kelahiran.
E.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok
Berkomunikasi
itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan baik kepada
orang lain. Di lain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan
baik kepada orang lain. Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
dalam keluarga, seperti yang akan di uraikan berikut ini :
1.
Citra diri dan citra orang lain
Setiap
orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya, kelebihan
dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia berbicara,
menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya
terhadap segala yang berlangsung di sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri
menentukan ekspresi dan persepsi orang.
2.
Suasana Psikologis
Suasana
Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung bila
seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati,
diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3.
Lingkungan Fisik
Komunikasi
dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara
yangberbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang
terjadi disekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah
bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga
komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki
norma yang harus diataati, makakomunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.
4.
Kepemimpinan
Dalam
keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Dinamika
hubungan dalam keluarga
dipengaruhi oleh pola
kepemimpinan.
Karakteristik
seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan berproses
dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.
1.
Bahasa
Dalam
komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai
alatuntuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang
dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu
objek yang dibicarakan secaratepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang
digunakan itu tidak mampu mewakili suatuobjek yang dibicarakan secara tepat.
Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
2.
Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi
oleh usia. Itu
berarti setiap orang
tidak bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan
siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara
kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami.
Faktor-faktor yang Memengaruhi
Komunikasi Kelompok
1. Ukuran kelompok : kelompok yang efektif mempunyai
jumlah anggota yang tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
2. Tujuan kelompok : tujuan yang telah disepakati
bersama akan mudah dicapai karena semua anggota mempunyai tujuan yang sama.
Satukan tujuan dalam kelompok, minimalkan sifat individualisme yang dapat mengganggu
pencapaian tujuan bersama.
3. Kohesivitas anggota kelompok adalah penting
karena menunjukkan kekuatan dan kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
4. Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk
mendapatkan peluang dalam mencapai tujuan bersama.
5.
Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi seluruh anggota,
tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok.
F.
Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok
Melakukan
komunikasi dalam keluarga atau kelompok tidaklah mudah. Komunikator harus
mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan komunikasi tercapai. Berikut
upaya meningkatkan komunikasi dalam keluarga atau kelompok.
1. Memahami struktur organisasi dan mengenali siapa
yang akan terpengaruh oleh keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi baik
formal maupun informal, perlu dipertimbangkan. Jaringan komunikasi formal
mengikuti jalur formal kewenangan dalam hierarki organisasi. Jaringan
komunikasi informal terjadi di antara orang di tingkat yang sama atau berada
dalam hierarki organisasi tersebut, tetapi tidak mewakili jalur formal
kewenangan atau tanggung jawab.
2. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik
setiap anggota kelompok agar proses komunikasi antaranggota kelompok dapat
berkembang dengan baik.
3. komunikasi
harus jelas, sederhana, dan pasti. Komunikator bertanggung jawab untuk
memastikan pesan tersebut di pahami oleh anggota.
4. komunikator sebaiknya mencari umpan balik
mengenai apakah komunikasi tersebut diterima dengan benar. Salah satu cara
untuk melakukannya adalah meminta penerima mengulang komunikasi atau petunjuk
tersebut, selain itu, pengirim pesan sebaiknya melakukan komunikasi lanjutan
dalam upaya menentukan apakah komunikasi telah di jalankan.
5. Saling
menghargai anggota kelompok lain, ini sangat penting ketika terjadinya
komunikasi antar anggota kelompok, supaya komunikasi tersebut dapat berjalan
lancar dan efektif. Jika setiap anggota kelompok tidak menghargai anggota
lainnya, maka mereka akan bersikap acuh tak acuh dan bersikap profesional.
6. Jangan
menyela pembicaraan orang lain. Ketika seseorang pengirim pesan atau komunikan
sedang menyampaikan pesannya tugas anggota kelompok lainnya adalah mendengarkan
nya dengan baik, ketika komunikan sudah selesai menyampaikan maka anggota
lainnya boleh menyanggah pesan yang disampaikan agar komunikasi dapat berjalan
dengan baik.
7. Selalu memperhatikan orang yang
mengajak bicara. Ini sama dengan berhadapan atau menjaga kontak mata agar si
penyampai pesan dapat fokus dengan pesan yang disampaikannya.
Teknik Komunikasi Efektif dalam
Keluarga
Ada lima
hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di dalam keluarga tercipta
secara efektif,yaitu:
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap
saling menghargai (respectfull attitude). Adanya penghargaan biasanya akan
menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan
sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh respek. Bila
ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi
dengan orangtua atau orang di sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk
menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat
utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang
lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut
anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan berusaha memahami anak atau
pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog dengan mereka, mendengar
keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan indra saja,
tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan
rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau
bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara
atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah,
bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke
dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan
yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman,
selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua
harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu
caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan
usia).
5. Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya
proporsi yang diberikan tepat baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang
tepat untuk membicarakan masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada
waktu sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah
yang ringan saja.
6. Rendah Hati
Sikap
rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling menghargai,
tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut,
sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka laaawaaan
diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan
dari diskusi tersebut.
G.
Hambatan Dalam Komunikasi
1.
Konflik Peran
Perawat
menyatakan tidak enak
dan menjadi malas saat
berkomunikasi dengan
keluarga pasien dikarenakan
keluarga pasien terkadang bersikap
jutek. Dilema komunikasi yang
dirasakan oleh perawat tidak
hanya terkait sikap
yang ditunjukkan oleh keluarga
pasien saat berhadapan dengan
mereka saja melainkan juga kondisi
psikologis dan fisik
mereka seperti ketika mereka
sedang lelah atau saat sedang ada masalah
pribadi terkadang perawat
sering melupakan
penampilannya saat berkomunikasi dengan keluarga pasien. Hal
tersebut tentunya dapat menjadi
penghambat perawat dalam berkomunikasi dengan
keluarga pasien.
2.
Usia
Usia menjadi
salah satu faktor demografi keluarga
yang mempengaruhi
komunikasi. Hal ini
dikarenakan cara kita berkomunikasi dengan
orang lain tentunya disesuaikan dengan
faktor demografi orang tersebut salah satunya adalah
usia. Dalam hal
ini kita sebagai
perawat harus bisa menyesuaikan
dan menempatkan diri dengan
adanya perbedaan usia
antara perawat dengan keluarga
pasien baik itu kepada
yang lebih muda,
sebaya, maupun kepada yang
lebih tua.
3.
Pendidikan
Selain usia,
status pendidikan juga sangat
mempengaruhi komunikasi yang
ada. Adanya perbedaan tingkat
pendidikan seseorang
menjadikan setiap individu memiliki pemahaman
yang berbeda dalam mencerna informasi
yang diberikan.
4.
Ekonomi
Salah
satu status sosial
yang dapat mempengaruhi komunikasi
yang ada adalah ekonomi. Hal
ini dikarenakan dibutuhkan banyak pemikiran
dan pertimbangan apabila menyangkut tentang
pembiayaan mengingat hal ini
merupakan sesuatu yang sensitif
bagi keluarga pasien.
5.
Budaya
Budaya
Budaya setiap orang
berbeda tergantung daerahnya masing-masing. Setiap daerah
memiliki karakteristiknya masing-masing
yang dapat mempengaruhi komunikasi yang
ada antar individu. Adanya perbedaan budaya
yang dirasakan oleh separuh
dari informan dapat
menimbulkan kesalahpahaman saat mereka
berkomunikasi dengan keluarga pasien.
6.
Bahasa
Bahasa Setiap daerah
bahkan setiap negara memiliki bahasanya
masing-masing. Adanya
perbedaan bahasa dapat
mempengaruhi komunikasi yang ada.
Beberapa informan menyatakan bahwa
mereka mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dengan
keluarga pasien khususnya
yang menggunakan bahasa asing
seperti bahasa Inggris.
H. Praktik
Komunikasi Pada Keluarga
Ilustrasi Kasus
Keluarga Tn
Bani 55 tahun berjumlah 5 orang terdiri atas istri dan anak tiga orang. Saat ini keluarga mengalami
masalah kesehatan. Istri dan anaknya menderita TBC paru. Anda merencanakan
untuk melakukan prevensi dan promosi kesehatan untuk mencegah meluasnya masalah
pada anggota keluarga lainnya.
Diagnosis Keperawatan:
1. Kurang
pengetahuan keluarga.
Rencana Keperawatan:
1. Lakukan
pendekatan keluarga.
2. Lakukan
promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan kesehatan keluarga
dengan masalah TBC.
Tujuan :
Pengetahuan
keluarga meningkat dan kooperatif dalam mencegah terjadinya masalah.
Fase Orientasi
Salam
terapeutik : “Selamat pagi bapak, ibu, dan semuanya. Saya Ibu Tri” (sambil melihat
respons keluarga).
Evaluasi dan
validasi : “Bagaimanakah kabarnya hari ini? Saya lihat ibu tampak lemas dan sering
batuk”.
Kontrak :
“Hari ini saya akan memberikan penyuluhan tentang TBC dan cara pencegahannya.
Waktunya 30—45 menit, apakah bapak-ibu siap? Tempatnya di ruang tamu ini saja,
ya?”
Fase Kerja:
(Tuliskan
Kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang akan Dicapai atau Dilakukan)
Perawat :
“Sebelum saya menjelaskan cara pencegahan penyakit TBC, lebih dahulu saya
jelaskan tentang apa itu penyakit TBC”.
Keluarga :
(Respons)
Perawat :
“Penyakit TBC adalah . . . “sampai seluruh materi disampaikan.
Pasien :
(mendengarkan)
Perawat :
(Melakukan komunikasi dalam rangka promosi kesehatan keluarga sampai selesai
sesuai materi yang dibuat dalam proposal kegiatan).
Fase Terminasi:
Evaluasi
subjektif atau objektif:
“Bagaimana
perasaan bapak, ibu dan adik-adik semua? Coba jelaskan bagaimana cara mencegah
penularan penyakit TBC?”
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh
perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak.
(Singgih, 2008)
Pengertian
kelompok, menurut A De Vito (2011 ), adalah sekumpulan individu yang cukup
kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan
satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi
atau struktur di antara mereka.
Unsur-unsur komunikasi terapeutik yaitu,
komunikator, pesan, saluran, komunikan, feedback. Bentuk-Bentuk Komunikasi
dalam Keluarga adalah
Komunikasi
orang tua yaitu suami-istri, komunikasi orang tuan dan anak, komunikasi ayah
dan anak, komunikasi anak dan anak lainnya.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga
dan Kelompok yaitu, Citra diri dan citra orang lain, Suasana Psikologis, Lingkungan
Fisik, kepemimpinan. Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan
Kelompok, yaitu Saling memahami antaranggota kelompok agar dapat diketahui
komunikasi, Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota
kelompok, Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku aga tidak
terjadi salah paham.
B.
Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan
kelompok terhadap materi ini, sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan
kurangnya kerja sama kelompok terhadap pengerjaan makalah ini, semoga apa yang
saya sampaikan diatas bisa bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya, dan juga
bermanfaat untuk pembaca atau untuk referensi bagi mahasiswa yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
A
Devito, Joseph. 2011. Komunikasi
Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group
Anjaswarni,
Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan.
Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
Freidman, L. M.
2010. Buku ajar keperawatan
keluarga: riset, teori, praktik (5th
ed). Jakarta:ECG
Gunarsa,
Singgih. 2008. Psikologi Praktis : anak,
remaja dan keluarga. Jakarta : Gunung Mulia
Kariyoso.
2007. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa
Perawat. Jakarta : EGC
Liljeroos,
M., Snellman & Ekstedt. 2011. A Qualitative Study On The Rule Of
Patient-Nurse Communication In Acute Cardiac Care. Journal of Nursing Education and Practive Vol 1 no. 1
Marquis,
Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan : Teori & Aplikasi. Jakarta : EGC
Suprajitno,
2004. Asuhan Keperawatan Keluarga :
aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
Suryani.
2014. Komunikasi Terapeutik : Teori & Praktik, Ed. 2. Jakarta : EGC
Arumsari, Dinda. 2017. https://www.researchgate.net/publication/322760246_HAMBATAN_KOMUNIKASI_EFEKTIF_PERAWAT_DENGAN_KELUARGA_PASIEN_DALAM_PERSPEKTIF_PERAWAT.
Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2018 jam 10.45
Alfitra, Riki. 2016. https://edoc.site/komunikasi-dalam-keluarga-kelompok-dan-masyarakat-pdf-free.html
. Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2018 jam 08.45