A.
Pengertian
Alzeimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguan degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan
kemampuan untuk merawat diri dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama
menyerang orang berusia 65 tahun ke atas. (Suddart,& Brunner)
Alzeimer merupakan
penyakit degeneratif yang ditandai dengan penurunan daya ingat, intelektual,
dan kepribadian. Tidak dapat disembuhkan, pengobatan di tujukan untuk
menghentikan progresivitas penyakit dan meningkatkan kemandirian penderita.
(Dr. Sofi Kumala Dewi,dkk)
B.
Diagnosa Keperawatan
1.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan sensori, mudah lupa
2.
Hambatan
interaksi sosial b.d gangguan konsep diri, perubahan emosi (cepat marah, mudah
tersinggung, kurang percaya diri)
3.
Konfusi
kronik b.d degenerasi neuroni irreversible (penyakit alzeimer)
4.
Resiko
cidera b.d resiko kelemahan, ketidakmampuan untuk mengenali atau
mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan
5.
Gangguan
pola tidur b.d gangguan neuro psikiatrik, ketidak mampuan mengontrol tidur
C.
Intervensi Keperawatan
1.
Dx.
Keperawatan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan sensori, mudah lupa
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-
Nyeri
abdomen
-
Kram
abdomen
-
Berat
badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-
Diare
-
Bising
usus hiperaktif
-
Kurang
makan
-
Kurang
informasi
-
Kurang
minat pada makanan
-
Ketidakmampuan
memakan makanan
-
Cepat
kenyang setelah makan
-
Sariawan
rongga mulut
-
Kelemahan
otot untuk menelan
|
1.
Adanya
peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.
BB
ideal sesuai dengan tinggi badan
3.
Mampu
mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.
Tidak
ada tanda malnutrisi
5.
Menunjukka
peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.
Tidak
terjadi penurunan BB yang berarti
|
1.
Kaji
adanya alergi makanan
2.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4.
Berikan
subtansi gula
5.
Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6.
Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
7.
Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1.
BB
pasien dalam batas normal
2.
Monitor
adanya penurunan BB
3.
Monitor
tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4.
Monitor
kulit kering dan perubahan pigmentasi
5.
Monitor
turgor kulit
6.
Monitor
mual dan muntah
7.
Monitor
kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8.
Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
9.
Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.
Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral
|
2.
Dx.
Keperawatan
Hambatan
interaksi sosial b.d gangguan konsep diri, perubahan emosi (cepat marah, mudah
tersinggung, kurang percaya diri)
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Insufisiensi atau kelebihan kuantitas atau ketidakefektifan
kualitas perukuran sosial
Batasan karakteristik :
-
Ketidak
nyamanan dalam situasi sosial
-
Disfungsi
interaksi dengan orang lain
-
Ketidakmampuan
untuk mengkomunikasikan rasa keterikatan sosial yang memuaskan(mis, rasa
memiliki, perhatian, minat, berbagi cerita)
-
Ketidak
mampuan menerima rasa keterikatan sosial yang memuaskan
|
1.
Lingkungan
yang sportif yang bercirikan hubungan dan tujuan anggota keluarga
2.
Menggunakan
aktivitas yang menenangkan, menarik, dan menyenangkan untuk meningkatkan
kesejahteraan interaksi sosial dengan orang, kelompok atau organisasi
3.
Memahami
dampak dan perilaku diri pada interaksi sosial
4.
Mengungkapkan
keinginan untuk berhubungan dengan orang lain
5.
Meningkatkan
atau mendapatkan keterampilan interaksi sosial, kerjasama, ketulusan dan
saling memahami
|
1.
Buat
interaksi terjadwal
2.
Identifikasi
perubahan perilaku tertentu
3.
Berikan
umpan balik positif jika pasien berinteraksi dengan orang lain
4.
Dorong
pasien ke kelompok atau program keterampilan interpersonal yang membantu
meningkatkan pemahaman tentang pertukaran informasi atau sosialisasi
5.
Anjurkan
pasien bersikap jujur dan apa adanya dalam berinteraksi dengan orang lain
6.
Anjurkan
memahami atau menghargai orang lain
7.
Bantu
pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan dan keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
8.
Gunakan
teknik bermain peran untuk meningkatkan keterampilan dan teknik berkomunikasi
9.
Minta
dan harapkan komunikasi verbal
|
3.
Dx.
Keperawatan
Konfusi kronik
b.d degenerasi neuroni irreversible (penyakit alzeimer)
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Perburukan kecerdasan dan kepribadian yang ireversible, jangka
panjang, dan ditandai dengan penurunan kemampuan mengintepretasikan stimulus
lingkungan; penurunan kapasitas proses piker intelektual; dan
dimanifestasikan dengan gangguan memori, orientasi, dan perilaku
Batasan karakteristik :
-
Gangguan
intepretasi
-
Perubahan
kepribadian
-
Gangguan
respons terhadap stimulus
-
Gangguan
memori jangka panjang
-
Gangguan
memori jangka pendek
-
Hambatan
sosialisasi
-
Penurunan
Tingkat kecerdasan
|
1.
Mempertahankan
atau meningkatkan kognisi, konsentrasi, pengambilan keputusan, pemrosesan
informasi, dan memori
2.
Menunjukkan
penurunan minimal dalam orientasi kognitif
3.
Tidak
mengalami kehilangan identitas
4.
Status
neurologis; kesadaran tidak terganggu
5.
Berespons
terhadap isyarat visual dan pendengaran, menggambar sebuah lingkaran, serta
mempertahankan perhatian
|
1.
Pantau
fungsi kognitif, menggunakan instrument pengkajian yang baku(seperti, mini
mental state examination)
2.
Tentukan
riwayat fisik, sosial, dan psikologis pasien sebelum kenjadian konfusi,
kebiasaan, dan rutinitas
3.
Tentukan
harapan perilaku yang sesuai dengan status kognitif pasien
4.
Pantau
nutrisi dan berat badan
5.
Pantau
penyebab fisiologis peningkatan konfusi yang mungkin akut dan reversible
secara seksama
Waham management
1.
Pantau
fungsi kognitif, menggunakan instrument pengkajian yang baku(sprti, mini
mental state examination)
2.
Berikan
lingkungan yang tenang
Manajemen alam perasaan
1.
Kolaboratif
berikan obat penstabil alam perasaan
|
4. Dx.
Keperawatan
Resiko cidera b.d resiko
kelemahan, ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi bahaya dalam
lingkungan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Beresiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang
berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensif individu
Faktor resiko :
a.
Eksternal
-
Biologis
(mis, tingkat imunisasi komunitas, mikrooragnisme)
-
Zat
kimia(mis, racun, polutan)
-
Manusia
(spt, agens nosokomial, pola ketegangan, atau faktor kognitif, afektif, dan
psikomotor)
b.
Internal
-
Disfungsi
biokimia
-
Usia
perkembangan
-
Disfungsi
efektor
-
Disfungsi
imun-autoimun
-
Malnutrisi
-
Hipoksia
jaringan
|
1.
Klien
terbebas dari cedera
2.
Klien
mampu menjelaskan cara atau metode untuk mencegah injury atau cedera
3.
Klien
mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan atau perilaku personal
4.
Mampu
memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury
5.
Menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada
6.
Mampu
mengenali perubahan status kesehatan
|
Manajemen
lingkungan
1.
Sediakan
lingkungan yang aman untuk pasien
2.
Identifikasi
kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif
pasien dari riwayat penyakit terdahulu pasien
3.
Menghindari
lingkungan yang berbahaya(misalnya, memindahkan perabotan)
4.
Memasang
side rail tempat tidur
5.
Menyediakan
tempat tidur yang nyaman dan bersih
6.
Membatasi
pengunjung
7.
Mengontrol
lingkungan dari kebisingan
8.
Memindahkan
barang-barang yang dapat membahayakan
9.
Menganjurkan
keluarga untuk menemani pasien
|
5. Dx. Keperawatan
Gangguan pola tidur b.d
gangguan neuro psikiatrik, ketidak mampuan mengontrol tidur
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
Batasan karakteristik :
-
Perubahan
pola tidur normal
-
Penurunan
kemampuan berfungsi
-
Ketidakpuasan
tidur
-
Menyatakan
tidak mengalami kesulitan tidur
-
Menyatakan
tidak merasa cukup istirahat
|
1.
Jumlah
jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
2.
Pola
tidur, kualitas dalam batas normal
3.
Perasaan
segar sesudah tidur atau istirahat
4.
Mampu
mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
|
1.
Determinasi
efek-efek medikasi terhadap pola tidur
2.
Jelaskan
pentingnya tidur yang adekuat
3.
Fasilitas
untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur(membaca)
4.
Ciptakan
lingkunga yang nyaman
5.
Kolaborasi
pemberian obat tidur
6.
Diskusikan
dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien
7.
Instruksikan
untuk memonitor tidur pasien
8.
Monitor
waktu makan dan minum dengan waktu tidur
9.
Monitor
atau catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns,
dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
No comments:
Post a Comment