Pages

loading...

Saturday, February 23, 2019

Diagnosa Keperawatan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)


A.   Definisi
Beningn prostatic hyperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang sering terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat. (Yuliana elin, 2011)

B.   Intervensi Keperawatan
1.     Gangguan eliminasi urine b.d sumbatan saluran pengeluaran pada kandung kemih : benigna prostatic hyperplasia
2.     Nyeri akut b.d agent injuri fisik (spasme kandung kemih)
3.     Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan sebagai efek skunder dari prosedur pembedahan
4.     Resiko perdarahan b.d trauma efek samping pembedahan
5.     Retensi urine 

C.   Implementasi Keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Gangguan eliminasi urine b.d sumbatan saluran pengeluaran pada kandung kemih : benigna prostatic hyperplasia

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Disfungsi pada eliminasi urine
Batasan karakteristik :
-         Disuria
-         Sering berkemih
-         Anyang-anyangan
-         Inkontinensia
-         Nokturia
-         Retensi
-         Dorongan
Faktor yang berhubungan :
-         Obstruksi anatomic
-         Penyebab multiple
-         Gangguan sensori motorik
-         Infeksi saluran kemih
1.Kandung kemih kosong secara penuh
2.Tidak ada residu urine >100-200 cc
3.Intake cairan dalam rentang normal
4.Bebas dari ISK
5.Tidak ada spasme bladder
6.Balance cairan seimbang
Urinary retention care
1.              Lakukan penilain kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia (mis, output urin, pola berkemih, fungsi kognitif, dan masalah kencing praeksisten)
2.              Memantau penggunaan obat dengan sifat antikolinergik atau properti alpha agonis
3.              Memonitor efek dari obat- obatan yang diresepkan, seperti calcium channel blockers dan antikolinergik
4.              Gunakan kekuatan sugesti dengan menjalankan air atau disiram toilet
5.              Merangsang refleks kandung kemih dengan menerapkan dingin untuk perut, membelai tinggi batin, atau air
6.              Sediakan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih (10 menit)
7.              Gunakan spirit wintergreen di pispot atau urinal
8.              Menyediakan menuver crede, yang diperlukan
9.              Gunakan double-void teknik
10.         Masukan kateter kemih yang sesuai
11.         Intruksikan cara-cara untuk menghindari konstipasi atau impaksi tinja
12.         Memantau asupan dan keluaran
13.         Memantau tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi atau perkusi
14.         Membantu dengan toilet secara berkala
15.         Memasukkan pipa ke dalam lubang tubuh untuk sisa
16.         Merujuk ke spesialis kontinensia kemih
17.         Menerapkan katerisasi intermiten


2.     Dx. Keperawatan
Nyeri akut b.d agent injuri fisik (spasme kandung kemih)

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
a.Perubahan selera makan
b.             Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung dan pernafasan
d.             Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar-mandir mencari orang lain, dan aktivitas yang berulang)
e. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis)
f.  Sikap melindungi area nyeri
g.Gangguan tidur
h.             Melaporkan nyeri secara verbal
i.  Sikap melindungi tubuh
1.             Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik farmakologi untuk mengurangi nyeri)
2.             Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3.             Mampu mengenali nyeri( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4.             Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
1.             Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
2.             Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.             Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4.             Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5.             Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non farmakologi)
6.             Ajarkan tentang teknik non farmakologi
7.             Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
8.             Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

3.     Dx. Keperawatan
Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan sebagai efek skunder dari prosedur pembedahan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor-faktor resiko :
1.             Penyakit kronis
-         Diabetes melitus
-         Obesitas
2.             Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan patogen
3.             Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
4.             Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
5.             Vaksinasi tidak adekuat
6.             Malnutrisi
1.             Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2.             Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
3.             Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4.             Jumlah leukosit dalam batas normal
5.             Menunjukan perilaku hidup sehat

Kontrol infeksi
1.             Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2.             Pertahankan teknik isolasi
3.             Batasi pengunjung bila perlu
4.             Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
5.             Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
6.             Gunakan baju, sarung tangan bila perlu
7.             Tingkatkan intake nutrisi
8.             Berikan terapi antibiotik bila perlu
9.             Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
10.        Dorong masukan nutrisi yang cukup
11.        Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
12.        Ajarkan cara menghindari infeksi
13.        Laporkan kecurigaan infeksi

4.     Dx. Keperawatan
Resiko perdarahan b.d trauma efek samping pembedahan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Beresiko mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu kesehatan
Faktor resiko
-         Sirkumsisi
-         Defisiensi pengetahuan
-         Riwayat jatuh
-         Gangguan gastrointestinal(mis., penyakit ulkus, lambung, polip, varises)
-         Gangguan fungsi hati(mis., sirosis, hepatitis)
-         Koagulasi inheren(mis., trombositopenia)
-         Komplikasi terkait kehamilan(mis., plasenta previa, kehamilan mola, solusio plasenta)
-         Efek samping terkait terapi(mis., pembedahan, pemberian obat, kemoterapi, pemberian produksi darah difisiensi trombosit)
1.             Tidak ada hematuria dan hematesis
2.             Kehilangan darah yang terlihat
3.             Tekanan darah dalam batas normal
4.             Tidak ada perdarahan pervagina
5.             Hempglobin dan hematokrit dalam batas normal
6.             Plasma, PT, PP dalam batas normal
1.             Monitor ketat tanda-tanda perdarahan
2.             Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah perdarahan
3.             Monitor TTV ortostatik
4.             Pertahankan bed rest selama perdarahan
5.             Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
6.             Hindari pengukuran suhu lewat rektal
7.             Hindari pemberian aspirin dan antikoagulan
8.             Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake yang banyak mengandung vitamin k
Bleeding reduction: wound/luka
1.     Lakukan manual pressure(tekanan) pada area perdarahan
2.     Gunakan ice pack pada area perdarahan
3.     Lakukan pressure dressing(perban yang menekan) pada area luka
4.     Tinggikan ekstremitas yang berdarah
5.     Instruksikan pasien untuk menakan area luka pada saat bersin atau batuk
6.     Instruksi pasien untuk membatasi aktivitas
Bleeding reduction gastrointestinal
1.     Observasi adanya darah pada urine, fesef, residu lambung, dan drainase luka
2.     Lakukan pemasangan NGT untuk memonitor sekresi dan perdarahan pada lambung
3.     Lakukan bilas lambung dengan Nacl dingin
4.     Dokumentasi warna, jumlah dan karakteristik feses
5.     Kurangi faktor stress
6.     Pertahankan jalan nafas
7.     Hindari penggunaan anticoagulan
8.     Memonitor status nutrisi pasien
9.     Berikan cairan intravea

5.     Dx. Keperawatan
Retensi urine 

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Pengosongan kandung kemih tidak komplit
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada haluaran urine
-         Distensi kandung kemih
-         Menetes
-         Disuria
-         Sering berkemih
-         Inkontinensia aliran berlebih
-         Residu urine
-         Sensasi kandung kemih penuh
-         Berkemih sedikit
Faktor yang berhubungan :
-         Sumbatan
-         Tekanan uruter tinggi
-         Inhibisi arkus reflex
-         Sfingter kuat
1.     Kandung kemih kosong secara penuh
2.     Tidak ada residu urine >100-200 cc
3.     Bebas dari ISK
4.     Tidak ada spasme bladder
5.     Balance cairan seimbang
1.     Monitor input dan output
2.     Monitor penggunaan obat antikolionergik
3.     Monitor derajat distensi bladder
4.     Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat output urine
5.     Sediakan privacy untuk eliminasi
6.     Stimulasi refleks bladder dengan kompres dingin pada abdomen
7.     Katerisasi jika perlu
8.     Monitor tanda dan gejala ISK (panas, hematuria, perubahan bau dna konsistensi urine)

DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction
Publishing Jogjakarta