A.
Definisi
Beningn prostatic hyperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang
sering terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat.
(Yuliana elin, 2011)
B.
Intervensi Keperawatan
1.
Gangguan
eliminasi urine b.d sumbatan saluran pengeluaran pada kandung kemih : benigna
prostatic hyperplasia
2.
Nyeri
akut b.d agent injuri fisik (spasme kandung kemih)
3.
Resiko
infeksi b.d kerusakan jaringan sebagai efek skunder dari prosedur pembedahan
4.
Resiko
perdarahan b.d trauma efek samping pembedahan
5.
Retensi
urine
C.
Implementasi Keperawatan
1.
Dx.
Keperawatan
Gangguan
eliminasi urine b.d sumbatan saluran pengeluaran pada kandung kemih : benigna
prostatic hyperplasia
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Disfungsi pada eliminasi urine
Batasan karakteristik :
-
Disuria
-
Sering
berkemih
-
Anyang-anyangan
-
Inkontinensia
-
Nokturia
-
Retensi
-
Dorongan
Faktor yang berhubungan :
-
Obstruksi
anatomic
-
Penyebab
multiple
-
Gangguan
sensori motorik
-
Infeksi
saluran kemih
|
1.Kandung kemih kosong secara penuh
2.Tidak ada residu urine >100-200
cc
3.Intake cairan dalam rentang normal
4.Bebas dari ISK
5.Tidak ada spasme bladder
6.Balance cairan seimbang
|
Urinary retention care
1.
Lakukan
penilain kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia (mis, output
urin, pola berkemih, fungsi kognitif, dan masalah kencing praeksisten)
2.
Memantau
penggunaan obat dengan sifat antikolinergik atau properti alpha agonis
3.
Memonitor
efek dari obat- obatan yang diresepkan, seperti calcium channel blockers dan
antikolinergik
4.
Gunakan
kekuatan sugesti dengan menjalankan air atau disiram toilet
5.
Merangsang
refleks kandung kemih dengan menerapkan dingin untuk perut, membelai tinggi
batin, atau air
6.
Sediakan
waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih (10 menit)
7.
Gunakan
spirit wintergreen di pispot atau urinal
8.
Menyediakan
menuver crede, yang diperlukan
9.
Gunakan
double-void teknik
10.
Masukan
kateter kemih yang sesuai
11.
Intruksikan
cara-cara untuk menghindari konstipasi atau impaksi tinja
12.
Memantau
asupan dan keluaran
13.
Memantau
tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi atau perkusi
14.
Membantu
dengan toilet secara berkala
15.
Memasukkan
pipa ke dalam lubang tubuh untuk sisa
16.
Merujuk
ke spesialis kontinensia kemih
17.
Menerapkan
katerisasi intermiten
|
2.
Dx.
Keperawatan
Nyeri akut b.d
agent injuri fisik (spasme kandung kemih)
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
a.Perubahan selera makan
b.
Perubahan
tekanan darah
c.
Perubahan
frekuensi jantung dan pernafasan
d.
Perilaku
distraksi (mis., berjalan mondar-mandir mencari orang lain, dan aktivitas
yang berulang)
e.
Mengekspresikan
perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis)
f.
Sikap
melindungi area nyeri
g.Gangguan tidur
h.
Melaporkan
nyeri secara verbal
i.
Sikap
melindungi tubuh
|
1.
Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik farmakologi
untuk mengurangi nyeri)
2.
Melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3.
Mampu
mengenali nyeri( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4.
Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
|
1.
Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, dan kualitas
2.
Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.
Gunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4.
Bantu
pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5.
Pilih
dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non farmakologi)
6.
Ajarkan
tentang teknik non farmakologi
7.
Kolaborasi
dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
8.
Monitor
penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
|
3.
Dx.
Keperawatan
Resiko infeksi
b.d kerusakan jaringan sebagai efek skunder dari prosedur pembedahan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor-faktor resiko :
1.
Penyakit
kronis
-
Diabetes
melitus
-
Obesitas
2.
Pengetahuan
yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan patogen
3.
Pertahanan
tubuh primer yang tidak adekuat
4.
Ketidak
adekuatan pertahanan sekunder
5.
Vaksinasi
tidak adekuat
6.
Malnutrisi
|
1.
Klien
bebas dari tanda dan gejala infeksi
2.
Mendeskripsikan
proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya
3.
Menunjukan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4.
Jumlah
leukosit dalam batas normal
5.
Menunjukan
perilaku hidup sehat
|
Kontrol
infeksi
1.
Bersihkan
lingkungan setelah dipakai pasien lain
2.
Pertahankan
teknik isolasi
3.
Batasi
pengunjung bila perlu
4.
Instruksikan
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
5.
Cuci
tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
6.
Gunakan
baju, sarung tangan bila perlu
7.
Tingkatkan
intake nutrisi
8.
Berikan
terapi antibiotik bila perlu
9.
Monitor
tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
10.
Dorong
masukan nutrisi yang cukup
11.
Ajarkan
pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
12.
Ajarkan
cara menghindari infeksi
13.
Laporkan
kecurigaan infeksi
|
4.
Dx.
Keperawatan
Resiko
perdarahan b.d trauma efek samping pembedahan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Beresiko mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu
kesehatan
Faktor resiko
-
Sirkumsisi
-
Defisiensi
pengetahuan
-
Riwayat
jatuh
-
Gangguan
gastrointestinal(mis., penyakit ulkus, lambung, polip, varises)
-
Gangguan
fungsi hati(mis., sirosis, hepatitis)
-
Koagulasi
inheren(mis., trombositopenia)
-
Komplikasi
terkait kehamilan(mis., plasenta previa, kehamilan mola, solusio plasenta)
-
Efek
samping terkait terapi(mis., pembedahan, pemberian obat, kemoterapi,
pemberian produksi darah difisiensi trombosit)
|
1.
Tidak
ada hematuria dan hematesis
2.
Kehilangan
darah yang terlihat
3.
Tekanan
darah dalam batas normal
4.
Tidak
ada perdarahan pervagina
5.
Hempglobin
dan hematokrit dalam batas normal
6.
Plasma,
PT, PP dalam batas normal
|
1.
Monitor
ketat tanda-tanda perdarahan
2.
Catat
nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah perdarahan
3.
Monitor
TTV ortostatik
4.
Pertahankan
bed rest selama perdarahan
5.
Lindungi
pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
6.
Hindari
pengukuran suhu lewat rektal
7.
Hindari
pemberian aspirin dan antikoagulan
8.
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan intake yang banyak mengandung vitamin k
Bleeding reduction: wound/luka
1.
Lakukan
manual pressure(tekanan) pada area perdarahan
2.
Gunakan
ice pack pada area perdarahan
3.
Lakukan
pressure dressing(perban yang menekan) pada area luka
4.
Tinggikan
ekstremitas yang berdarah
5.
Instruksikan
pasien untuk menakan area luka pada saat bersin atau batuk
6.
Instruksi
pasien untuk membatasi aktivitas
Bleeding reduction gastrointestinal
1.
Observasi
adanya darah pada urine, fesef, residu lambung, dan drainase luka
2.
Lakukan
pemasangan NGT untuk memonitor sekresi dan perdarahan pada lambung
3.
Lakukan
bilas lambung dengan Nacl dingin
4.
Dokumentasi
warna, jumlah dan karakteristik feses
5.
Kurangi
faktor stress
6.
Pertahankan
jalan nafas
7.
Hindari
penggunaan anticoagulan
8.
Memonitor
status nutrisi pasien
9.
Berikan
cairan intravea
|
5.
Dx.
Keperawatan
Retensi
urine
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Pengosongan kandung kemih tidak komplit
Batasan karakteristik :
-
Tidak
ada haluaran urine
-
Distensi
kandung kemih
-
Menetes
-
Disuria
-
Sering
berkemih
-
Inkontinensia
aliran berlebih
-
Residu
urine
-
Sensasi
kandung kemih penuh
-
Berkemih
sedikit
Faktor yang berhubungan :
-
Sumbatan
-
Tekanan
uruter tinggi
-
Inhibisi
arkus reflex
-
Sfingter
kuat
|
1.
Kandung
kemih kosong secara penuh
2.
Tidak
ada residu urine >100-200 cc
3.
Bebas
dari ISK
4.
Tidak
ada spasme bladder
5.
Balance
cairan seimbang
|
1.
Monitor
input dan output
2.
Monitor
penggunaan obat antikolionergik
3.
Monitor
derajat distensi bladder
4.
Instruksikan
pada pasien dan keluarga untuk mencatat output urine
5.
Sediakan
privacy untuk eliminasi
6.
Stimulasi
refleks bladder dengan kompres dingin pada abdomen
7.
Katerisasi
jika perlu
8.
Monitor
tanda dan gejala ISK (panas, hematuria, perubahan bau dna konsistensi urine)
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif,
Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction
Publishing Jogjakarta
Publishing Jogjakarta