Pages

loading...

Saturday, January 5, 2019

Manajemen asuhan keperawatan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum mutu pelayanan kesehatan di Indonesia masih relatif belum profesional. Hal ini bisa dilihat dengan adanya kemampuan profesional terbatas, pengaturan tugas yang kurang efektif, dan fasilitas maupun alat yang kurang memadai. Kondisi seperti ini terjadi akibat relatif masih kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan maupun adanya krisis moral para perilaku pelayan kesehatan akibat krisis di berbagai bidang yang berkepanjangan.
Di sisi lain, era globalisasi dengan berbagai konsekuensinya seperti tuntutan pelayanan rumah sakit yang semakin kompetitif menuntut petugas kesehatan untuk bertindak profesional. Situasi ini menuntut para pembaharu di bidang keperawatan untuk mengembangkan suatu metode pemberian asuhan keperawatan untuk dapat diimplementasikan dalam pengorganisasian ruang keperawatan sehingga dapat menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan. Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan dengan berbagai keuntungan dan kerugiannya. Pada akhirnya, diharapkan pimpinan keperawatan dapat memilih metode pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan, dan keadaan pasien yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan. Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu, “Bagaimana Manajemen Asuhan Keperawatan ?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
     Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang manajemen asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus.
 a. Memahami manajemen pada proses keperawatan   
 b. Memahami manajemen pada tahap pengkajian       
c. Memahami manajemen pada tahap diagnosis           
d. Memahami manajemen pada perencanaan
e. Memahami pada  konferensi keperawatan   
f.  Memahami manajemen pada tahap implementasi    
g. Memahami manajemen pada tahap evaluasi
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kelompok
Sebagai tamabahan referensi dan bahan pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan mengenai Manajemen Asuhan Keperawatan.
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain dan kepada masyarakat tentang Manajemen Asuhan Keperawatan.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 Bab, yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II Pembahasan, BAB III Penutup. Masing-masing bab memiliki subbab dengan garis besar isinya sebagai berikut,yaitu :
BAB I Pendahuluan. Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan. Pada bab ini berisi, manajemen pada proses keperawatan, manajemen pada tahap pengkajian, manajemen pada tahap diagnosis, manajemen pada konferensi keperawatan, manajemen pada tahap implementasi, manajemen pada tahap evaluasi
BAB III Penutup. Pada bab ini berisi Kesimpulan dan Saran

BAB II
PEMBAHASAN 

A. Manajemen Pada Proses Keperawatan
Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana (1986). Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan.
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan di masa datang. Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data, memvalidasi, dan  menginterprestasikan informasi tentang pasien sebagai individu yabg unik.
Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial.
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternatif untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal. Semua kegiatan keperawatan harus menggunakan sumber-sumber yang tersedia melalui penetapan tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan harus direncanakan untuk menunjang tujuan pengobatan medis, dan memenuhi rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan
berati perawat mengarahkan, menolong, mengobservasikan dan mendidik semua personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut. Pemantauan yang terus menerus terhadap personil keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi perilaku dan pendidikan, merupakan supervisi keperawatan yang penting.
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan. Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dan standart dari tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang aktual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan yang diidentifikasikan sebelumnya cukup direalitas dan dapat dicapai oleh perawat, pasien dan keluarga.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus-menerus oleh perawat, melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh para manajer keperawatan sebelumnya. Para manajer keperawatan ( terutama manajer pada tingkat bawah) terlibat dalam proses manajerial yang melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka memengaruhi dan mengerakkan bawah. Hal itu dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai dengan kode etik dan standart praktik keperawatan.
perawat memiliki peran antara lain sebagai berikut :
1. Peran perawat sebagai kordinator.
Bahwa dalam tugas memberikan asuhan keperawatan, seorang perawa harus bisa mengelola pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Sebab penanganan pasien tidak dilakukan oleh perawat sendiri tetapi tetapi harus bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, fisioterapis dan timkesehatan lainnya. Untuk mengelola tim kesehatan lainnya. Untuk mengelola tim kesehatan lainnya agar lebih tertib, teratur, terencana terkoordinasi dengan baik makaperawat perlu menguasai ilmu kepemimpinan dan manajemen.
2. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer.
Jumlah dah kualifikasi perawat yang bekerja diruang perawatan sangat banyak dan bervariasi. Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, para perawat diatur dan dipimpin oleh kepala ruangan. Kepala ruangan tersebut akan menjalankan peran sebagai seorang manajer sekaligus menjalankan peran sebagai seorang pemimpin, mengatur dan mengarahkan para perawat yang bertugas. Pada kenyataannya meskipun sudah diatur dan diarahkan, sering terjadi konflik baik diantara para perawat maupun antara perawat dan kepala ruangan sebagai pemimpin. Oleh karena itu agar dapat mengantisipasi dan menangani masalah yang akan muncul perawat perlu mempelajari dan menguasai ilmu manajemen dan kepemimpinan.
3. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer diri sendiri.
Sebagai seorang perawat yang professional, masing-masing perawat harus dapat memimpin dan mengatur dirinya sendiri. Tanpa kemampuan manajemen diri yang baik sulit sekali seorang perawat akan dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang profesional kepada pasien.

B. Manajemen Pada Tahap Pengkajian    
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian adalah :
1. Perawat memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetauhuan fisiologi, psikologi, sosial dan kultural
2. Perawat memiliki pemahaman tentang proses keperawatan.
3. Perawat memiliki pemahaman tentang diri perawat sendiri, respon fisiologis, dan psikologis
4. Perawat harus menerima pasien apa adanya.
5. Perawat harus berperan sebagai pengamat, pendengar aktif, dan mempunyai pengertian yang baik tentang informasi apa yang harus dikumpulkan dimana dan bagaimana.
6. Perawat harus mengumpulkan data secara sistematis dan menggunakan pedoman yang mudah dimengerti.
7. Perawat menggunakan teori-teori, seperti hierarki maslow tentang kebutuhan dasar manusia, teori tentang adapatasi manusia, dan teori De Elizabeth kubler-Ros tentang reaksi pengalaman lalu dan sarang.
8. Waktu yang diperlukan untuk pengkajian harus diperioritaskan sehingga perawat pasien dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pengumpulan data.
9. Perawat harus memahami teknik dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi.
10.Perawat harus memahami faktor-faktor distraksi baik eksternal maupun internal dari pasien.
11. Kedekatan dan kepercayaan antara perawat pasien harus mendapat prioritas.
12. Perawat harus belajar “objective concern”, sering kontak dengan pasien yang memang memerlukan bantuan perawat lebih karena kondisinya.
13. Data harus dikumpulkan sesegera mungkin setelah pasien ada.
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan pada tahap pengkajian adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan. Dalam pengumpulan data, perlu ditetapkan kualifikasi tenaga keperawatan yang tepat dan juga tempat, fasilitas, serta sarana yang diperlukan.

C. Manajemen Pada Tahap Diagnosis       
Diagnosis keperawatan merupakan keputusan profesional dari perawat yang menggambarkan kondisi pasiennya. Proses diagnosis mencakup pengelompokan data, analis, dan merumuskan diagnosis. Diagnosis keperatawan ada yang bersifat aktual, potensial, dan possible. Perawat yang akan merumuskan diagnosis keperawatan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang fisiologi-patologi, area masalah keperawatan, serta kemampuan berfikir secara objektif yang kritis.
Diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan harus dimasukkan dalam daftar masalah keperawatan klien dan ditanda tangani oleh perawat yang bersangkutan.

D. Manajemen Pada Tahap Perencanaan
Jika perawat ingin memberikan asuhan keperawatan yang efektif kepada pasien. Perawat harus menggunakan lebih banyak pikiran dalam menyusun perencanaan. Perencanaan akan menentukan jenis intervensi keperawatan.
Kesehatan merupakan salah satu alasan utama dalam perencanaan terutama di dalam kebingungan dan disorganisasi aktivitas keperawatan dibangsal dan asuhan keperawatan yang buruk. Semakin kompleks jenis asuhan pasien, perencanaan akan semakin penting. Perencanaan mencangkup pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah pasien. Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan profesi, filosofi personal, kesediaan menerima tanggung jawab mengambil keputusan, dan kesediaan membantu anggota tim lain untuk turut berkontribusi dalam asuhan keperawatan pasien.
1. Tahapan Perencanaan Keperawatan
Tahapan perencanaan keperawatan terdiri atas:
a. Penyusunan prioritas masalah pasien yang telah teridentifikasi
b. Perumusan tujuan untuk setiap masalah pasien
c. Pemilihan intervensi keperawatan spesifik untuk mencapai tujuan
d. Pencatatan informasi pada formulir “rencana asuhan keperawatan”
2. Tujuan Penulisan Rencana Asuhan Keperawatan
Pencana asuhan keperawatan memperlihatkan apakah perawat betul-betul membantu pasien dan bagaimana membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tujuan. Selain itu, rencana tersebut mengarahkan apa yang harus dilakukan perawat untuk mencapai hasil yang diharapkan, agar proses pencapaian menjadi lebih efekif.
Tujuan menulis rencana asuhan keperawatan adalah :
a. Menunjukkan tujuan suhan keperawatan
b. Sebagai pedoman asuhan yang berorientasi kepada pasien
c. Sebagai alat komunikasi bagi seluruh staf yang terkait dengan pasien
d. Sebagai pedoman supervisi dalam melaksanakan asuhan keperawatan
e. Sebagai dasar untuk menangani asuhan keperawatan
3. Bagian-bagian Penting dalam Rencana Asuhan Pasien
Istilah rencana asuhan pasien disini adalah uraian seluruh asuhan terhadap pasien yang menjadi tanggung jawab perawat. Asuhan pasien mencangkup tiga aspek; asuhan umum yaitu asuhan yang dinstruksikan oleh dokter atau kebijaksaaan rumah sakit, asuhan medis yang diinstruksikan oleh dokter tetapi didelegasikan kepada yang lain, dan asuhan keperawatan yan diinstruksikan dan menjadi tanggung jawab perawat. Bagian-bagian rencana asuhan pasien adalah sebagai berikut.
a. Asuhan umum pasien (general patient care). Hal ini mencangkup keperluan makan-minum, jumlah aktivitas fisik, kebersihan diri, keamanan, dan kenyamanan.
b. Asuhan medis yang didelegasikan (delegated medical care). Tanggung jawab utama dokter adalah diagnosis dan terapi untuk mengobati penyakit atau mengurangi gejala. Dokter mendelegasikan kepada staf keperawatan atau spesialis teknik. Misalnya, pemberian infus dalam rangka diagnosis dan tujuan terapi mdeis.
c. Intervensi keperawatan (nursing intervetion or nursing orders). Intervensi ini merupakan tanggung jawab perawat yang ditujukan untuk mengatasi respons pasien terhadap penyakitnya.

E. Manajemen Pada Konferensi Keperawatan    
Perawat profesional bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana keperawatan dan mempertahankannya agar tetap baru (up to ote keperawatanlah yang akan mempertahankan rencana asuhan keperawatan tetap baru setiap hari dan mempergunakannya secara konstan, karena hal the merupakan persyaratan awal bagi asuhan keperawatan yang efektif agar Informasi terbaru sangat diperlukan dalam rencana asuhan keperawatan. Informasi terbaru ini dapat diperoleh:
(a)  selama ronde kunjungan pasien
(b) pada saat pengecekan kardleks atau chart pasien dengan interval yang teratur
(c) pada saat laporan diberikan, misalnya laporan pergantian dinas dan peda  saat pelaporan semua kondisi terbaru pasien
(d) pada perubahan-perubahan yang dibuat oleh primary nurse. Jika dirawat dengan penugasan primary nurse, perawat bertanggung jawat terhadap pasien 24 jam atau hari selama pasien dirawat di rumah sakit. Semun perubahan dilakukan oleh primary nurse, kecuali pada saat tidak dinas yang didelegasikan kepada associate nurse
(e)  pada konferensi keperawatan. Konferensi ini merupakan waktu untuk me- lengkapi semua informasi tentang kondisi pasien dan untuk meyakinkan apakah semua bagian dan perencanaan dapat digunakan.
1. Konferensi Rencana Asuhan Keperawatan
Diskusi kelompok dan rencana asuhan keperawatan cenderung mengurangi metode fungsional yang lama untuk asuhan keperawatan. Hal itu karena semua staf yang terlibat dalam asuhan keperavatan lebih menyadani bahwa pasien perlu lebih dihargai dan dibantu semaksimal mungkin. Dalam hal ini, perawat mempunyai tugas untuk membangun dinamika kelompok dan tim kerja. Seluruh staf harus dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pasien. Dan tugas konferensilah untuk membantu setiap oran
2. Tujuan Konferensi
a. Merencanakan asuhan pasien secara individual
Konferensi akan membahas bentuk asuhan pasien secara individual dan komprehensif. Setiap staf yang terlibat dapat memberikan masukan. Hal ini akan menambah pengetahuan bagi seluruh staf. Selain ifu, staf merasa diperhatikan, yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi kerja dan kepercayaan diri.
b. Mengoordinasi semua pelayanan yang sesuai
     perbedaan jenis pelavanan yang diberikan kepada pasien di nimabh sakit, sehingga jenis-jenis pelayanan ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh pasien. Selama konferensi, kelompok menjadi lebih sadar dan mengert lentang
c. Meningkatkan semangat komperatif
Selama konferensi, staf bekerja sama , belajar lebih banyak tentang pasien serta terlibat dalam perencanaan dan pemberian asuhan pasien , semangat kerja dirangsang oleh perasaan puas yang timbul jika mereka masing-masing mampu bekerja dengan baik hal ini akan menimbulkan semangat komperatif.
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahan staf keperawatan
dalam konferensi, semua hal tentang pasien akan didiskusikan bersama . Semua instruksi terhadap pasien dapat disampakan pada saat Konferensi. Dalam diskusi ini, tergambar peran masing-masing dari orang yang terlibat dalam asuhan pasien. Disampaikan pula informasi tentang bagaimana berbicara dengan pasien, apa yang akan dikatakan, apa yang tidak boleh dikatakan, serta interpretasi tentang kebijaksanaan rumah sakit. Selain itu, dibahas pula etika dalam menjaga kerahasiaan informasi tentang pasien. Secara umum, sebisa mungkin harus dijaga agar hanya sedikit topik yang berkemebang diluar masalah spesifik pasien.
Konferensi rencana asuhan keperawatan harus direncanakan. Beberapa perencanaan awal sangat diperlukan agar konferensi berjalan dengan baik dan dapat menyebar dengan baik disetiap orang dalam perencanaa asuhan keperawatan.

Perencanaan awal konferensi mencakup hal-hal sebagai berikut.
a.  Perencanaan asuhan individual
b. Pemilihan waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu waktu asuhan keperawatan pasien. Perawat harus memilih waktu yang tidak berbenturan dengan pekerjaan orang lain, sehingga orang tersebut dapat datang tepat waktu. Oleh sebab itu, hendaknya konferensi merupakan bagian dari kegiatan rutin, dan pemimpinlah yang bertanggung jawab Selain itu, waktu harus digunakan seefektif mungkin untuk konferensi tiap pasien, lebih kurang 20-30 menit. Akan tetapi, untuk konferensi awal. lebih baik digunakan waktu yang relatif pendek jika sudah diterima, baru digunakan waktu sesuai kebutuhan. mengaturnya.
c. Pemilihan pasien. Sebaiknya pasien dipilih satu hari sebelum konferensi. Kondisi pasien juga perlu dipertimbangkan. Artinya, data masalah yang dikonferensikan harus yang terbaru.
d. Persiapan pemimpin konferensi


F. Manajemen Pada Tahap Implementasi 
Perawat profesional harus menggunakan semua teknik manajemen, yang salah satunya adalah supervise. Selain itu, untuk membantu staf memberikan asuhan keperawatan dengan baik. Rencana asuhan keperawatan adalah daftar intruksi dokter dan kegiatan rutin, biasanya mencakup pengobatan, serta intruksi keperawatan
1. Menggunakan Rencana Asuhan dalam Mengorganisasi pekerjaan
a. Perencanaan adalah bagian dari menjemen asuhan pasien
Mengimplementasikan rencana asuhan pasien tidak hanya mengorganisasikan kegiatan-kegiatan, tetapi juga mencakup observasi, pengambilan keputusan, dan komunikasi.
b. Pengetahu diperlukan untuk perencanaan yang baik
Tujuan utama keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan yang berorientasi pada pasien. Perawat harus bekerjasama dan menerima pasien sebagai individu dan menyadari adanya masalah pada pasien. Staf keperawatan harus mempunyai pengetahuan terkait kondisi dan masalah pasien.
c. Perencanaan penting untuk kegiatan yang efektif
Apabila tidak ada rencana, maka yang ada adalah kebingungan. Perencanaan membuat kita tahu ke mana kita harus pergi dan bagaimana mencapainya. Tanpa informasi tentanng ini, semua aktivitas akan sia-sia atau hanya sedikit yang dicapai. Dalam manajemen asuhan pasien yang baik, perencanaan dan organisasi sangat penting, tidak hanya untuk menyediakan asuhan keperawatan yang baik tetapi juga untuk koordinasi semua aktivitas keperawatan.
d. Mengatur pekerjaan diri kita sendiri
Asuhan keperawatan akan efektif jika bisa memenuhi kebutuhan pasien yang mencakup kebutuhan fisik, emosi, dan spiritual. Mengatur pekerjaan mempunyai arti menyusun prioritas mana yang paling penting untuk keselamatan pasien dan bagi pekerja staf, sehingga setiap pasien akan menerima asuhan sesuai kebutuhan dan pada waktu yang tepat.
e. Menjawab enam pertanyaan : what, why, when. Who, where and how.
(1). Jawaban terhadap pertanyaan what (apa) dan why (kenapa) akan menguraikan tentang apa dan mengapa asuhan keperawatan penting bagi pasien serta fasilitas dan sarana apa yang diperlukan.
(2). Jawaban untuk when (kapan) menguraikan tentang waktu serta berapa lama asuhan keperawatan diberikan, sehingg dapat dinilai efisien asuhan keperawatannya.
(3). Jawaban terhadap pertanyaan how (bagaimana) harus meruuk kepada kebijakan rumas sakit, manual prosedur, dan rencana asuhan keperawatan pasien. Jawaban akan memberikan gambaran tentang metode, strategi, tahap- tahap dan asuhan keperawatan yang dibeikan. Selain itu, juga dilihat apakah metode dan strategi yang dipilih benar-benar efisien sehhingga akan menigkatakan kualitas asuhn keperawatan.
(4) Jawaban terhda pertnyaan where (di mana) menunukkan tempat di mana asuhan keperawatan dilaksanakan. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan who (siapa) mencakup siapa yang harus melaksanakan asuhan keperawatan, apakah dapat didelegasikan kepda pembantu perawat atau kepad praktisi. Jadi intinya, memilih orang yang tepat untuk suatu tugas adalah penting.
2. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien dalam Orientasi
Orientasi adalah kegiatan pengenalan untuk mempelajari situasi, lingkungan, dan program tempat kerja. Beberapa orientasi harus mencakup informasi yang terkait. Artinya, tidak hanya mencakup situasi fisik dan rumah sakit, tetapi mencakup juga tugas dan tanggung jawab spesifik dan setiap orang. Orientasi harus dilaksanakan terus-menerus selama beberapa hari sampai seeorang merasa diterima dalam lingkungan ruangan, sehingga ia bisa bekerja dengan tenang dan aman. Hal itu terutama untuk tenaga perawat baru.
3. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien sebagai Pedoman untuk Supervisi
    Perencanaan dan organisasi dipakai dasar untuk supervisi yang efektif. Supervisi mencakup semua aktivitas yang diyakini manajemen akan membantu mencapai tujuan administrasi. Supervisi dalam keperawatan mencakup pelaporan, pembagian tugas, pemberian arahan, pengamat, penilai, pembimbing, dan pendidik pekerja. Supervise meyakinkan bahwa semua pasien menerima asuhan seperti yang seharusnya.
Beberapa yang perlu di perhatikan dalam kegiatan supervisi adalah sebagai berikut.
a. Memberikan laporan pasien dengan lengkap
Laporan adalah tanggung jawab mendasar dari administrasi dan manajemen. Laporan perawat adalah salah satu bentuk dan orientasi yang tujuannya memberikan informasi tentang situasi yang ada dan terjadi saat ini, yang digunakan untuk mempersiapkan personel kerja pada hari ini.
Baik perawat maupun pembantu perawat harus mempunyai harus mempunyai pengetahuan yang sama tentang kondisi pasien. Pengetahuan ini mencakup masalah pasien, metode untuk membantu memecahkan masalah pasien, serta pengobatan dan perkembangan kondisi pasien
b. Membuat rencangan laporan agar lengkap dan membntu
(1). Setiap laporan harus berisi kebenaran dan menggambarkan kondisi pasien.
(2). Perawat selalu memanggil tiap pasien dengan nama
(3). Perawat selalu menggunakan rencana asuhan pasien sebagai pedoman dalam memberikan gambaran yang lengkap tentang pasien.
(4). Perawat harus mempertahankan laporan pada tingkat professional.
c. Melakukan tugas dengan baik
(1). Perencanaan asuhan keperawatan pasien harus menggambarkan intuksi- intruksi keperawatan yang harus dilaksanakan selama 24 jam. Jika pasien harus pindah tempat perawatan,rencana asuhan harus dipindahkan ke tempat yang baru
(2). Rencana asuhan keperawatan pasien harus digunakan sebgai dasar untuk dokumentasi asuhan keperawatan. Pendokumentasikan dalam bentuk catatan pasien menggambarkan perkembangan kondisi pasien dan menggambarkan semua kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sebagai tanggung jawab terhadap masyarakat.

G. Manajemen Pada Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam rangkaian pemecahan masalah yang merupakan bagian dari tanggung jawab perawat profesional. Beberapa konsep dasar untuk membantu dalam mengevaluasi pencapaian asuhan keperawatan adalah:
1. Selalu berpikir kritis dalam proses evaluasi
2. kriteria evaluasi harus dikembangkan untuk menyakinkan validitas, sehingga evaluasi menjadi lebih objektif.
3. Standar asuhan keperawatan harus didefinisikan dengan jelas dan digunakan secara konsisten.
Evaluasi asuhan keperawatn sangat menetukan gambaran dan kualitas asuhan keperawatan. Untuk ha ini, seharunya diytampilkan:
a. penggunaan metode evaluasi yang tepat, yaitu mempelajari rencana asuhan keperawatan, mengobservasi perilaku pasien sebagai respons terhadap asuhan keperawatan, mempelajari catatan berorientasi masalah, serta pencatatan keperawatan.
b. Audit keperawatan secara periodik
c. Pengumpulan umpan balik dari pasien tentang asuhan keperawatan yang
diberikan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Tujuan manajeman asuhan keperawatan professional antaralain menjaga konsistensi asuhan keperawatan, mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan, menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan,memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan, menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

B. Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap materi ini, sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama kelompok terhadap pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan diatas bisa bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca atau untuk referensi bagi mahasiswa yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Yanyan. 2012. Manajemn Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta : Penerbit Erlangga
Marquis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : teori  aplikasi. Jakarta : EGC
Ningsih, Septia Ayu. 2016. http://septiayuningsihkeperawatan.blogspot.com/2016/03/makalah-konsep-manajemen-asuhan.html. Diakses pada tanggal 04 November 2018 jam 19.48
Diakses pada tanggal 04 November 2018 jam 20.28. https://www.scribd.com/doc/66794726/Manajemen-Asuhan-Keperawatan.

No comments:

Post a Comment