Pages

loading...

Wednesday, January 30, 2019

Diagnosa keperawatanpenyakit ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)


     A.   Definisi
ARDS merupakan bentuk gagal nafas yang berbeda ditandai dengan hipoksemia berat yang resisten terhadap pengobatan konvensional. ARDS terjadi setelah berbagai penyakit (sepsis, aspirasi isi lambung, trauma serius), yang menyebabkan peningkatan permeabilitas dan edema paru nonkardiogenik yang berat.( Sylvia A. Price )
                              
      B.   Intervensi Keperawatan 

1.     Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan; dispenu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis
2.     Gangguan pertukaran gas b.d alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan; takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan ABGs, dan A-a Gradient
3.     Kelebihan volume cairan b.d edema pulmonal non kardia
4.     Ketidakefektifan perfusi jairngan perifer b.d penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung, edema, hipotensi
5.     Ketidakefektifan pola nafas b.d pertukaran gas tidak adekuat, peningkatan sekresi, keletihan otot pernafasan, sindrom hipoventilasi

     C.   Implementasi Keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan; dispenu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada batuk
-         Suara nafas tambahan
-         Perubahan frekuensi nafas
-         Perubahan irama nafas
-         Dipsnue
-         Sputum dalam jumlah yang berlebihan
-         Batuk yang tidak efektif
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap melakukan tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.     Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.     Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.     Pasang mayo bila pelru
4.     Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.     Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.     Berikan bronkodilator bila perlu
7.     Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.     Monitor respirasi dan status O2

2.     Dx. Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan; takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan
ABGs, dan A-a Gradient

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida pada membran alveolar kapiler
Batasan karakteristik :
-         pH darah arteri abnormal
-         pernafasan abnormal(mis, kecepatan, irama, kedalaman)
-         warna kulit abnormal(mis, pucat, kehitaman)
-         sianosis(pada neonatus saja)
-         penurunan karbon dioksida
-         dipsnea
-         sakit kepala saat bangun
-         hipoksia
-         hipoksemia
-         napas cuping hidung
-         takikardi
1.             mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yagn adekuat
2.             Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda- tanda distress pernafasan
3.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed, lips)
4.             TTV normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Identifikasi pasien perlunya pernafasan alat jalan nafas bantuan
4.             Pasang mayo bila perlu
5.             Lakukan fisioterapi dada
6.             Keluarkan sekret dengan batuk efektif atau dengan suction
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1.     Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2.     Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, gangguan otot tambahan
3.     Monitor suara nafas, seperti dengkur
4.     Monitor pola nafas; bradipnea, takipnea, kusmaul
5.     Catat lokasi trakhea
6.     Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksi)
7.     Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
8.     Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas utama
9.     Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya


3.     Dx. Keperawatan
Kelebihan volume cairan b.d edema pulmonal non kardia

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan retensi cairan isotonik
Batasan karakeristik :
-         Bunyi nafas adventisius
-         Gangguan elektrolit
-         Anasarka
-         Ansietas
-         Azotemia
-         Perubahan tekanan darah
-         Perubahan pola pernafasan
-         Penurunan hematokrit
-         Dispenea
-         Edema
1.             Terbebas dari edema, efusi, anaskara
2.             Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
3.             Terbatas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)
4.             Memelihara tekanan vena seritral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal
5.             Terbebas dari keletihan, kecemasan atau kebingungan
6.             Menjelaskan indikator kelebihan cairan
Fluid management
1.             Timbang popok atau pembalut jika diperlukan
2.             Pasang urin kateter jika diperlukan
3.             Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin)
4.             Monitor vital sign
5.             Monitor indikasi retensi/ kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher, asites)
6.             Monitor masukan makanan dan cairan
7.             Monitor status nutrisi
Fluid monitoring
1.     Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
2.     Monitor BB, BP, HR, RR
3.     Monitor serum dan elektrolit urine
4.     Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
5.     Monitor adanya distensi leher, ronchi, eodem perifer dan penambahan BB
6.     Monitor tanda dan gejala dari odema

4.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jairngan perifer b.d penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung, edema, hipotensi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada nadi
-         Perubahan fungsi motorik
-         Perubahan karakteristik kulit(warna, elastisitas, rambut, kelembapan kuku, kuku)
-         Perubahan tekanan darah
-         Penurunan nadi
-         Edema
-         Nyeri ekstremitas
-         Warna kulit pucat saat elevasi
Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
-         Tekanan systole dan diastole dalam rentang normal
-         Tidak ada ortostatik hipertensi
-         Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial(tidak lebih dari 15 mmHg)
Mendemontrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan :
-         Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
-         Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
-         Memproses informasi
-         Membuat keputusan dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh: tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan involunter
Manajement sensasi perifer
1.             Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2.             Monitor adanya paretese
3.             Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laterasi
4.             Gunakan sarung tangan untuk proteksi
5.             Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
6.              Monitor kemampuan BAB
7.             Kolaborasi pemberian analgetik
8.             Monitor adanya tromboplebitis
9.             Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

5.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d pertukaran gas tidak adekuat, peningkatan sekresi, keletihan otot pernafasan, sindrom hipoventilasi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-         Perubahan kedalam pernafasan
-         Perubahan ekskursi dada
-         Bradipneu
-         Penurunan tekanan ekspirasi
-         Penurunan kapasitas vital
-         Dispnue
-         Pernafasan cuping hidung
-         Ortopnue
-         Takipnue
-         Fase ekspirasi memanjang
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             TTV dalam batas normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Pasang mayo bila pelru
4.             Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.             Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.             Berikan bronkodilator bila perlu
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.     Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2.     Pertahankan jalan nafas yang efektif
3.     Atur peralatan oksigenasi
4.     Pertahankan posisi pasien
5.     Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3.     Monitor VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.     Monitor TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
6.     Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.     Identfikasi penyebab perubahan vital sign

DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction
Publishing Jogjakarta