Pages

loading...

Sunday, March 17, 2019

Diagnosa Keperawatan Penyakit Bronkiektasis


A.   Definisi
Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muskular dinding bronkus. Bronkiektasis diklasifikasikan dalam bronkiektasis silindris, fusiform, dan kistik atau sakula.
    Bronkiektasis adalah kelainan yang menyebabkan perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastic, otot-otot polos bronkus, tulang rawan dan pembuluh arah. Ditandai dengan adanya dilatasi (ektsi) dan distorsi bronkus local yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten atau ireversibel. Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang. (Wim de jong) 

B.   Intervensi keperawatan
1.     Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmunal
2.     Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan, penekanan dinding paru, penurunan ekspansi paru
3.     Hipertermi b.d peningkatan suhu tubuh (proses penyakit)
4.     Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan pada jaringan otot dan elastin)

C.   Implementasi keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmunal
Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada batuk
-         Suara nafas tambahan
-         Perubahan frekuensi nafas
-         Perubahan irama nafas
-         Dipsnue
-         Sputum dalam jumlah yang berlebihan
-         Batuk yang tidak efektif
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap melakukan tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.     Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.     Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.     Pasang mayo bila pelru
4.     Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.     Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.     Berikan bronkodilator bila perlu
7.     Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.     Monitor respirasi dan status O2


2.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan, penekanan dinding paru, penurunan ekspansi paru

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-         Perubahan kedalam pernafasan
-         Perubahan ekskursi dada
-         Bradipneu
-         Penurunan tekanan ekspirasi
-         Penurunan kapasitas vital
-         Dispnue
-         Pernafasan cuping hidung
-         Ortopnue
-         Takipnue
-         Fase ekspirasi memanjang
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             TTV dalam batas normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Pasang mayo bila pelru
4.             Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.             Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.             Berikan bronkodilator bila perlu
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.     Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2.     Pertahankan jalan nafas yang efektif
3.     Atur peralatan oksigenasi
4.     Pertahankan posisi pasien
5.     Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3.     Monitor VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.     Monitor TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
6.     Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.     Identfikasi penyebab perubahan vital sign


3.     Dx. Keperawatan
Hipertermi b.d peningkatan suhu tubuh (proses penyakit)

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan karakteristik :
-         Konvulsi
-         Kulit kemerahan
-         Kejang
-         Takikardi
-         Takipnea
-         Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :
-         Dehidrasi
-         Penyakit
-         Medikasi
-         Trauma
-         Aktivitas berlebihan
-         Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
1.Suhu tubuh dalam rentang normal
2.Nadi dan RR dalam rentang normal
3.Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Fever treatment
1.              Monitor suhu sesering mungkin
2.              Monitor IWL
3.              Monitor warna dan suhu kulit
4.              Monitor tekana darah, nadi, dan RR
5.              Monitor intake dan output
6.              Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
7.              Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
Temperatur regulation
1.     Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2.     Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3.     Monitor tanda hipertermi dan hipotermi
4.     Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
5.     Berikan anti piretik bila perlu
Vital sign Monitoring
1.     Monitor TD, RR, dan suhu sebelum dan setelah beraktivitas
2.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
3.     Monitor suara paru
4.     Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)


4.     Dx. Keperawatan
Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan pada jaringan otot dan elastin)

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor-faktor resiko :
1.             Penyakit kronis
-         Diabetes melitus
-         Obesitas
2.             Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan patogen
3.             Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
4.             Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
5.             Vaksinasi tidak adekuat
6.             Malnutrisi
1.             Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2.             Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
3.             Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4.             Jumlah leukosit dalam batas normal
5.             Menunjukan perilaku hidup sehat

Kontrol infeksi
1.             Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2.             Pertahankan teknik isolasi
3.             Batasi pengunjung bila perlu
4.             Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
5.             Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
6.             Gunakan baju, sarung tangan bila perlu
7.             Tingkatkan intake nutrisi
8.             Berikan terapi antibiotik bila perlu
9.             Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
10.        Dorong masukan nutrisi yang cukup
11.        Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
12.        Ajarkan cara menghindari infeksi
13.        Laporkan kecurigaan infeksi


DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta