Pages

loading...

Tuesday, January 8, 2019

Diagnosa keperawatan Abses

A.   Definisi
Abses (latin: abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik).
    Abses juga dapat dikatakan sebagai rongga abnormal yang berada di bagian tubuh, ketidak normalan di bagian tubuh, disebabkan karena penggumpalan nanah di tempat rongga itu akibat proses radang yang kemudian membentuk nanah.

B.   Diagnosa Keperawatan
1.   Hipertermia b.d proses penyakit
2.   Nyeri akut b.d agen injuri biologi
3.   Kerusakan integritas jaringan b.d trauma jaringan
4.   Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan sekunder (leucopenia)
5.   Resiko perdarahan b.d pembedahan

C.   Intervensi Keperawatan
1.   Dx. Keperawatan
Hipertermia b.d proses penyakit

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan karakteristik :
-         Konvulsi
-         Kulit kemerahan
-         Kejang
-         Takikardi
-         Takipnea
-         Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :
-         Dehidrasi
-         Penyakit
-         Medikasi
-         Trauma
-         Aktivitas berlebihan
-         Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
1.Suhu tubuh dalam rentang normal
2.Nadi dan RR dalam rentang normal
3.Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Fever treatment
1.              Monitor suhu sesering mungkin
2.              Monitor IWL
3.              Monitor warna dan suhu kulit
4.              Monitor tekana darah, nadi, dan RR
5.              Monitor intake dan output
6.              Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
7.              Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
Temperatur regulation
1.     Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2.     Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3.     Monitor tanda hipertermi dan hipotermi
4.     Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
5.     Berikan anti piretik bila perlu
Vital sign Monitoring
1.     Monitor TD, RR, dan suhu sebelum dan setelah beraktivitas
2.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
3.     Monitor suara paru
4.     Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

2.     Dx. Keperawatan
Nyeri akut b.d agen injuri biologi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
a.Perubahan selera makan
b.             Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung dan pernafasan
d.             Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar-mandir mencari orang lain, dan aktivitas yang berulang)
e. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis)
f.  Sikap melindungi area nyeri
g.Gangguan tidur
h.             Melaporkan nyeri secara verbal
i.  Sikap melindungi tubuh
1.             Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik farmakologi untuk mengurangi nyeri)
2.             Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3.             Mampu mengenali nyeri( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4.             Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
1.             Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
2.             Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.             Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4.             Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5.             Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non farmakologi)
6.             Ajarkan tentang teknik non farmakologi
7.             Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
8.             Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

3.     Dx. Keperawatan
Kerusakan integritas jaringan b.d trauma jaringan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Kerusakan jaringan membran mukosa, kornea, integumen, atau subkutan.
Batasan karakteristik :
-         Kerusakan jaringan (mis., kornea, membran mukosa, integumen, atau subkutan)
-         Kerusakan jaringan
Faktor yang berhubungan
-         Gangguan sirkulasi
-         Iritan zat kimia
-         Kelebihan cairan
-         Hambatan mobilitas
-         Radiasi
-         Suhu eksterm
-         Kurang pengetahuan
1.             Perfusi jaringan normal
2.             Tidak ada tanda- tanda infeksi
3.             Ketebalan dan tekstur jaringan normal
4.             Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera berulang
5.             Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
1.             Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2.             Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
3.             Mobilisasi pasien(ubah posisi pasien) setiap dua jama sekali
4.             Monitor kulit adanya kemerahan
5.             Oleskan lotion atau minyak/ baby oil pada daerah tertekan
6.             Monitor status nutrisi pasien
7.             Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
8.             Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi.
9.             Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka
10.        Kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
11.        Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
12.        Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
13.        Hindari kerutan pada tempat tidur

4.     Dx. Keperawatan
Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan sekunder (leucopenia)

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor-faktor resiko :
1.             Penyakit kronis
-         Diabetes melitus
-         Obesitas
2.             Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan patogen
3.             Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
4.             Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
5.             Vaksinasi tidak adekuat
6.             Malnutrisi
1.             Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2.             Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
3.             Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4.             Jumlah leukosit dalam batas normal
5.             Menunjukan perilaku hidup sehat

Kontrol infeksi
1.             Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2.             Pertahankan teknik isolasi
3.             Batasi pengunjung bila perlu
4.             Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
5.             Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
6.             Gunakan baju, sarung tangan bila perlu
7.             Tingkatkan intake nutrisi
8.             Berikan terapi antibiotik bila perlu
9.             Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
10.        Dorong masukan nutrisi yang cukup
11.        Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
12.        Ajarkan cara menghindari infeksi
13.        Laporkan kecurigaan infeksi

5.       Dx. Keperawatan
Resiko perdarahan b.d pembedahan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Beresiko mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu kesehatan
Faktor resiko
-         Sirkumsisi
-         Defisiensi pengetahuan
-         Riwayat jatuh
-         Gangguan gastrointestinal(mis., penyakit ulkus, lambung, polip, varises)
-         Gangguan fungsi hati(mis., sirosis, hepatitis)
-         Koagulasi inheren(mis., trombositopenia)
-         Komplikasi terkait kehamilan(mis., plasenta previa, kehamilan mola, solusio plasenta)
-         Efek samping terkait terapi(mis., pembedahan, pemberian obat, kemoterapi, pemberian produksi darah difisiensi trombosit)
1.             Tidak ada hematuria dan hematesis
2.             Kehilangan darah yang terlihat
3.             Tekanan darah dalam batas normal
4.             Tidak ada perdarahan pervagina
5.             Hempglobin dan hematokrit dalam batas normal
6.             Plasma, PT, PP dalam batas normal
1.             Monitor ketat tanda-tanda perdarahan
2.             Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah perdarahan
3.             Monitor TTV ortostatik
4.             Pertahankan bed rest selama perdarahan
5.             Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
6.             Hindari pengukuran suhu lewat rektal
7.             Hindari pemberian aspirin dan antikoagulan
8.             Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake yang banyak mengandung vitamin k
Bleeding reduction: wound/luka
1.     Lakukan manual pressure(tekanan) pada area perdarahan
2.     Gunakan ice pack pada area perdarahan
3.     Lakukan pressure dressing(perban yang menekan) pada area luka
4.     Tinggikan ekstremitas yang berdarah
5.     Instruksikan pasien untuk menakan area luka pada saat bersin atau batuk
6.     Instruksi pasien untuk membatasi aktivitas
Bleeding reduction gastrointestinal
1.     Observasi adanya darah pada urine, fesef, residu lambung, dan drainase luka
2.     Lakukan pemasangan NGT untuk memonitor sekresi dan perdarahan pada lambung
3.     Lakukan bilas lambung dengan Nacl dingin
4.     Dokumentasi warna, jumlah dan karakteristik feses
5.     Kurangi faktor stress
6.     Pertahankan jalan nafas
7.     Hindari penggunaan anticoagulan
8.     Memonitor status nutrisi pasien
9.     Berikan cairan intravea

DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta

1 comment:

  1. kalo ada yang butuh manifestasi klini, etiologi, dan pathway nya klian bisa commnent di sini

    ReplyDelete