Pages

loading...

Thursday, February 7, 2019

Diagnosa Keperawatan penyakit ATERORIOSKLEROSIS DAN ATEROSKLEROSIS


A.   Pengertian
Arteriosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses di mana serabut otot dan lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan.
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda menyerang tunika intima arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “plak”.

B.   Intervensi Keperawatan
1.     Resiko penurunan perfusi jaringan jantung b.d penurunan sirkulasi darah ke jantung (koroner)
2.     Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke perifer, penurunan nadi, hipertensi
3.     Nyeri akut b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan
4.     Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan masa otot, kekuatan otot, kaku sendi
5.     Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi (luka post operasi)
6.     Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi mengenai sumber-sumber informasi 

C.   Implementasi Keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Resiko penurunan perfusi jaringan jantung b.d penurunan sirkulasi darah ke jantung (koroner)

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Resiko penurunan sirkulasi jantung (koroner)
Batasan karakteristik :
-         Pil kontrasepsi
-         Pembedahan jantung
-         Spasme arteri koroner
-         Kurang pengetahuan tenatng faktor resiko yang dapat diubah (mis, merokok, gaya hidup monoton, obesitas)
-         Diabetes militus
-         Hipertensi
-         Hipovolemia
-         Hipoksia
-         Hipoksemia
-         Penyalah gunaan zat
1.             Tekanan sisyole dan diastole dalam batas normal
2.             CVP dalam batas normal
3.             Nadi perifer kuat dan simetris
4.             Tidak ada oedem perifer dan asites
5.             Denyut jantung, AGD, ejeksi fraksi dalam batas normal
6.             Nyeri dada tidak ada
7.             Kelelahan yang ekstrim tidak ada
Cardiac care
1.             Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi dan durasi)
2.             Catat adanya disritmia jantung
3.             Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
4.             Monitor status kardiovaskuler
5.             Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
6.             Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
7.             Monitor adanya perubahan tekanan darah
8.             Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
9.             Atur periode latihan dan istirahat untuk mencegah kelelahan
10.        Monitor adanya dispneu, fatigue, takipnue dan ortopneu
11.        Anjurkan untuk menurunkan stress
Fluid management
1.     Timbang popok/pembalut jika diperlukan
2.     Pertahankan intake dan output yang adekuat
3.     Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostik)
4.     Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan  PCWP
5.     Monitor TTV
6.     Monitor berat pasien sebelum dan sesudah dialisis
7.     Kaji lokasi dan luas oedema
8.     Monitor status nutrisi, berikan cairan
9.     Berikan cairan IV pada suhu ruangan
10.        Dorong masukan oral
11.        Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
12.        Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na<130 mEq/l
13.        Atur kemungkinan trnafusi
Fluid monitoring
1.     Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
2.     Monitor BB
3.     Monitor serum dan elektrolit urine
4.     Monitor BP<HR, dan RR
5.     Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
6.     Monitor adanya distensi leher, rinchi oedem perifer dan penambahan BB
7.     Lanjutkan hemodialisi bila perlu dan catat respon pasien
Vital sign monitoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktasi tekanan darah
3.     Monitor VS saat pasien duduk, baring, dan berdiri
4.     Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5.     Monitor kualitas dari nadi
6.     Monitor adanya pulsus alterans dan paradoksus
7.     Monitor jumlah , bunyi dan irama jantung
8.     Monitor frekuensi, suara paru, irama pernafasan dan pola pernafasan yang abnormal
9.     Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
10.        Monitor sianosis perifer
11.        Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
12.        Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign


2.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke perifer, penurunan nadi, hipertensi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada nadi
-         Perubahan fungsi motorik
-         Perubahan karakteristik kulit(warna, elastisitas, rambut, kelembapan kuku, kuku)
-         Perubahan tekanan darah
-         Penurunan nadi
-         Edema
-         Nyeri ekstremitas
-         Warna kulit pucat saat elevasi
Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
-         Tekanan systole dan diastole dalam rentang normal
-         Tidak ada ortostatik hipertensi
-         Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial(tidak lebih dari 15 mmHg)
Mendemontrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan :
-         Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
-         Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
-         Memproses informasi
-         Membuat keputusan dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh: tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan involunter
Manajement sensasi perifer
1.             Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2.             Monitor adanya paretese
3.             Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laterasi
4.             Gunakan sarung tangan untuk proteksi
5.             Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
6.              Monitor kemampuan BAB
7.             Kolaborasi pemberian analgetik
8.             Monitor adanya tromboplebitis
9.             Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

3.     Dx. Keperawatan
Nyeri akut b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
a.Perubahan selera makan
b.             Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung dan pernafasan
d.             Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar-mandir mencari orang lain, dan aktivitas yang berulang)
e. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis)
f.  Sikap melindungi area nyeri
g.Gangguan tidur
h.             Melaporkan nyeri secara verbal
i.  Sikap melindungi tubuh
1.             Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik farmakologi untuk mengurangi nyeri)
2.             Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3.             Mampu mengenali nyeri( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4.             Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
1.             Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
2.             Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.             Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4.             Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5.             Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non farmakologi)
6.             Ajarkan tentang teknik non farmakologi
7.             Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
8.             Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

4.     Dx. Keperawatan
Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan masa otot, kekuatan otot, kaku sendi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah
Batasan karakteristik :
-         Penurunan waktu reaksi
-         Kesulitan membolak-balik posisi
-         Dipsnea setelah beraktivitas
-         Perubahan cara berjalan
-         Gerakan bergetar
-         Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus
-         Tremor akibat pergerakan
-         Pergerakan terlambat
-         Keterbatasan rentang pergerakan sendi

1.             Klien meningkat dalam aktivitas fisik
2.             Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
3.             Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
4.             Memperagakan penggunaan alat
5.             Bantu untuk mobilisasi (walker)
1.             Monitor TTV sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
2.             Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
3.             Bantu klien untuk menggunakan teongkat saat berjalan dan cegah terhadap cidera
4.             Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
5.             Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
6.             Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
7.             Dampingi dan bantu pasien dalam mobilisasi
8.             Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan 

5.     Dx. Keperawatan
Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi (luka post operasi)

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Perubahan atau gangguan epidermis atau edema
Batasan karakteristik :
-         Kerusakan lapisan kulit (dermis)
-         Gangguan permukaan kulit (epidermis)
-         Invasi struktur tubuh
1.              Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2.             Tidak ada luka/lesi pada kulit
3.             Perfusi jaringan yang baik
4.             Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang
5.             Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Pressure management
1.             Anjurkan pasien untuk menggunakan pakain yang longgar
2.             Hindari kerutan pada tempat tidur
3.             Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4.             Ubah posisi pasien setiap dua jam sekali
5.             Monitor kulit adanya kemerahan
6.             Oleskan lotion atau baby lotion pada daerah yang tertekan
7.             Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Insision site care
1.     Membersihkan, memantau, dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka
2.     Monitor proses kesembuhan area insisi
3.     Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
4.     Bersihkan area sekitar jahitan menggunakan lidi kapas steril
5.     Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan bagia luka tetap tebruka (tidak dibalut) sesuai program

DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta

No comments:

Post a Comment