Pages

loading...

Monday, February 11, 2019

Diagnosa keperawatan Atresia Ani


A.   Definisi
Menurut kamus kedokteran, Atresia berarti tidak adanya lubang pada tempat yang seharusnya berlubang. Sehingga atresia ani berarti tidak terbentuknya lubang pada anus. Klasifikasi atresia ani, yaitu :
1.     Anomali bawah
Rektum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis, terdapat spingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal, dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinari.
2.     Anomali intermediate
Rektum berada pada atau di bawah tingkat otot puborektalis, lesung anal dan spingter eksternal berada pada posisi yang normal
3.     Anomali tinggi
Ujung rektum di atas otot puborektalis, dan spingter internal tidak ada. Hal ini biasanya berhubungan dengan fistula genitourinarius rektouretral(pria) atau rektovaginalis (wanita)

B.   Intervensi keperawatan
1.     Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi anatomic, disuria
2.     Inkontinensia defekasi b.d abnormalitas sfingter rectal
3.     Nyeri akut b.d trauma jaringan
4.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna makanan
5.     Kerusakan integritas kulit b.d kolostomi
6.     Ganguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit, vistel retrovaginal, dysuria, trauma jaringan post operasi 

C.   Implementasi keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi anatomic, disuria

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Disfungsi pada eliminasi urine
Batasan karakteristik :
-         Disuria
-         Sering berkemih
-         Anyang-anyangan
-         Inkontinensia
-         Nokturia
-         Retensi
-         Dorongan
Faktor yang berhubungan :
-         Obstruksi anatomic
-         Penyebab multiple
-         Gangguan sensori motorik
-         Infeksi saluran kemih
1.Kandung kemih kosong secara penuh
2.Tidak ada residu urine >100-200 cc
3.Intake cairan dalam rentang normal
4.Bebas dari ISK
5.Tidak ada spasme bladder
6.Balance cairan seimbang
Urinary retention care
1.              Lakukan penilain kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia (mis, output urin, pola berkemih, fungsi kognitif, dan masalah kencing praeksisten)
2.              Memantau penggunaan obat dengan sifat antikolinergik atau properti alpha agonis
3.              Memonitor efek dari obat- obatan yang diresepkan, seperti calcium channel blockers dan antikolinergik
4.              Gunakan kekuatan sugesti dengan menjalankan air atau disiram toilet
5.              Merangsang refleks kandung kemih dengan menerapkan dingin untuk perut, membelai tinggi batin, atau air
6.              Sediakan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih (10 menit)
7.              Gunakan spirit wintergreen di pispot atau urinal
8.              Menyediakan menuver crede, yang diperlukan
9.              Gunakan double-void teknik
10.         Masukan kateter kemih yang sesuai
11.         Intruksikan cara-cara untuk menghindari konstipasi atau impaksi tinja
12.         Memantau asupan dan keluaran
13.         Memantau tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi atau perkusi
14.         Membantu dengan toilet secara berkala
15.         Memasukkan pipa ke dalam lubang tubuh untuk sisa
16.         Merujuk ke spesialis kontinensia kemih
17.         Menerapkan katerisasi intermiten



2.     Dx. Keperawatan
Inkontinensia defekasi b.d abnormalitas sfingter rectal

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Perubahan pada defekasi normal yang dikarakteristikkan dengan pasase feses involunter
Batasan karakteristik :
-         Rembesan konstan feses lunak
-         Bau fekal
-         Warna fekal di tempat tidur dan pakaian
-         Ketidakmampuan untuk menunda defekasi dan mengenali dorongan defekasi
-         Mengenal fekal penuh tetapi menyatakan tidak mampu mengeluarkan feses padat
-         Kulit perinial kemerahan
-         Dorongan
Faktor yang berhubungan :
-         Tekanan abdomen dan usus  abnormal tinggi
-         Diare kronik
-         Lesi kolokteral
-         Kebiasaan diet
-         Faktor lingkungan (mis, tidak dapat mengakses kamar mandi)
-         Imobilitas, impaksi
-         Gangguan koknisi
-         Pengosongan usus tidak tuntas
-         Penyalahgunaan laksatif
-         Kerusakan saraf motorik bawah
-         Abnormalitas sfingter rektal
-         Stres, defisit perawatan diri dalam toileting
-         Kerusakan saraf motorik atas
1.     BAB teratur, mulai dari setiap hari sampai 3-5 hari
2.     Defekasi lunak, feses terbentuk
3.     Penurunan insiden inkontinensia usus
4.     Perawatan toileting, ostonomi, dan hygien
5.     Fungsi gastrointestinal adekuat
6.     Pengetahuan tentang perawatan ostonomi
7.     Status nutrisi makanan dan minuman adekuat
8.     Integritas jaringan kulit dan membran mukosa baik
1.                 Perkirakan penyebab fisik dan psikologis dari inkontimemsia fekal
2.                Jelaskna penyebab masalah dan rasional dari tindakan
3.                Jelaskan tujuan dari management bowel pada pasien atau keluarga
4.                Diskusikan prosedur dan kriteria hasil yang diharapkan bersama pasien
5.                Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat keluaran feses
6.                Cuci area perianal dengan sabun dan air lalu keringkan
7.                Jaga kebersihan baju dan tempat tidur
8.                Monitoring efek samping pengobatan bowel training
9.                Rencanakan prgoram BAB dengan pasien
10.           Konsulkan ke dokter jika pasien membutuhkan supossituria
11.           Anjurkan pasien untuk cukup minum
12.           Dorong pasien untuk cukup latihan
13.           Evaluasi status BAB pasien secara rutin
14.           Modifikasi program BAB jika diperlukan

3.     Dx. Keperawatan
Nyeri akut b.d trauma jaringan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
a.Perubahan selera makan
b.             Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung dan pernafasan
d.             Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar-mandir mencari orang lain, dan aktivitas yang berulang)
e. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis)
f.  Sikap melindungi area nyeri
g.Gangguan tidur
h.             Melaporkan nyeri secara verbal
i.  Sikap melindungi tubuh
1.             Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik farmakologi untuk mengurangi nyeri)
2.             Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3.             Mampu mengenali nyeri( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4.             Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
1.             Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
2.             Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.             Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4.             Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5.             Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non farmakologi)
6.             Ajarkan tentang teknik non farmakologi
7.             Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
8.             Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

4.     Dx. Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna makanan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-         Nyeri abdomen
-         Kram abdomen
-         Berat badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-         Diare
-         Bising usus hiperaktif
-         Kurang makan
-         Kurang informasi
-         Kurang minat pada makanan
-         Ketidakmampuan memakan makanan
-         Cepat kenyang setelah makan
-         Sariawan rongga mulut
-         Kelemahan otot untuk menelan
1.     Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.     BB ideal sesuai dengan tinggi badan
3.     Mampu mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.     Tidak ada tanda malnutrisi
5.     Menunjukka peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.     Tidak terjadi penurunan BB yang berarti
1.             Kaji adanya alergi makanan
2.             Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.             Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4.             Berikan subtansi gula
5.             Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6.             Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
7.             Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1.             BB pasien dalam batas normal
2.             Monitor adanya penurunan BB
3.             Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4.             Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
5.             Monitor turgor kulit
6.             Monitor mual dan muntah
7.             Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8.             Monitor pertumbuhan dan perkembangan
9.             Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.        Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral

5.     Dx. Keperawatan
Kerusakan integritas kulit b.d kolostomi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Perubahan atau gangguan epidermis atau edema
Batasan karakteristik :
-         Kerusakan lapisan kulit (dermis)
-         Gangguan permukaan kulit (epidermis)
-         Invasi struktur tubuh
1.              Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2.             Tidak ada luka/lesi pada kulit
3.             Perfusi jaringan yang baik
4.             Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang
5.             Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Pressure management
1.             Anjurkan pasien untuk menggunakan pakain yang longgar
2.             Hindari kerutan pada tempat tidur
3.             Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4.             Ubah posisi pasien setiap dua jam sekali
5.             Monitor kulit adanya kemerahan
6.             Oleskan lotion atau baby lotion pada daerah yang tertekan
7.             Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Insision site care
1.     Membersihkan, memantau, dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka
2.     Monitor proses kesembuhan area insisi
3.     Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
4.     Bersihkan area sekitar jahitan menggunakan lidi kapas steril
5.     Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan bagia luka tetap tebruka (tidak dibalut) sesuai program

6.     Dx. Keperawatan
           Ganguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit, vistel retrovaginal, dysuria,    trauma jaringan post operasi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Merasa kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial
Batasan karakteristik :
-         Ansietas
-         Menangis
-         Gangguan pola tidur
-         Takut
-         Ketidakmampuan untuk rileks
-         Merintih
-         Melaporkan merasa dingin dan panas
-         Gelisah dan berkeluh kesah
-         Iritabilitas
Faktor yang berhubungan :
-         Gejala terkait penyakit
-         Kurang privasi
-         Kurna gkontrok situasional
-         Stimulasi lingkungan yang mengganggu
-         Efek samping terkait terapi (mis, medikasi, radiasi)

1.             Mampu mengontrol kecemasan
2.             Status lingkungan yang nyaman
3.             Mengontrol nyeri
4.             Kualitas tidur dan istirahat yang adekuat
5.             Control gejala
6.             Status kenyamanan yang meningkat
7.             Keinginan untuk hidup dan supoort sosial
8.             Dapat mengontrol kekuatan
1.             Gunakan pendekatan yang menenangkan
2.             Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3.             Jelaskan semua prosedur dan apa yanf dirasakan selama prosedur
4.             Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
5.             Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6.             Dorong keluarga untuk menemani anak
7.             Lakukan back/ neck rub
8.             Dengarkan dengan penuh perhatian
9.             Identifikasi tingkat kecemasan
10.        Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi
11.        Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
12.        Berikan obat untuk mengurangi kecemasan



DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta

No comments:

Post a Comment