A.
Definisi
Menurut kamus kedokteran, Atresia berarti tidak adanya lubang pada
tempat yang seharusnya berlubang. Sehingga atresia ani berarti tidak
terbentuknya lubang pada anus. Klasifikasi atresia ani, yaitu :
1.
Anomali
bawah
Rektum
mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis, terdapat spingter
internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal, dan tidak
terdapat hubungan dengan saluran genitourinari.
2.
Anomali
intermediate
Rektum
berada pada atau di bawah tingkat otot puborektalis, lesung anal dan spingter
eksternal berada pada posisi yang normal
3.
Anomali
tinggi
Ujung
rektum di atas otot puborektalis, dan spingter internal tidak ada. Hal ini
biasanya berhubungan dengan fistula genitourinarius rektouretral(pria) atau rektovaginalis
(wanita)
B.
Intervensi keperawatan
1. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi anatomic, disuria
2. Inkontinensia defekasi b.d abnormalitas sfingter rectal
3. Nyeri akut b.d trauma jaringan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna makanan
5. Kerusakan integritas kulit b.d kolostomi
6. Ganguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit, vistel
retrovaginal, dysuria, trauma jaringan post operasi
C.
Implementasi keperawatan
1.
Dx.
Keperawatan
Gangguan
eliminasi urine b.d obstruksi anatomic, disuria
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Disfungsi pada eliminasi urine
Batasan karakteristik :
-
Disuria
-
Sering
berkemih
-
Anyang-anyangan
-
Inkontinensia
-
Nokturia
-
Retensi
-
Dorongan
Faktor yang berhubungan :
-
Obstruksi
anatomic
-
Penyebab
multiple
-
Gangguan
sensori motorik
-
Infeksi
saluran kemih
|
1.Kandung kemih kosong secara penuh
2.Tidak ada residu urine >100-200
cc
3.Intake cairan dalam rentang normal
4.Bebas dari ISK
5.Tidak ada spasme bladder
6.Balance cairan seimbang
|
Urinary retention care
1.
Lakukan
penilain kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia (mis, output
urin, pola berkemih, fungsi kognitif, dan masalah kencing praeksisten)
2.
Memantau
penggunaan obat dengan sifat antikolinergik atau properti alpha agonis
3.
Memonitor
efek dari obat- obatan yang diresepkan, seperti calcium channel blockers dan
antikolinergik
4.
Gunakan
kekuatan sugesti dengan menjalankan air atau disiram toilet
5.
Merangsang
refleks kandung kemih dengan menerapkan dingin untuk perut, membelai tinggi
batin, atau air
6.
Sediakan
waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih (10 menit)
7.
Gunakan
spirit wintergreen di pispot atau urinal
8.
Menyediakan
menuver crede, yang diperlukan
9.
Gunakan
double-void teknik
10.
Masukan
kateter kemih yang sesuai
11.
Intruksikan
cara-cara untuk menghindari konstipasi atau impaksi tinja
12.
Memantau
asupan dan keluaran
13.
Memantau
tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi atau perkusi
14.
Membantu
dengan toilet secara berkala
15.
Memasukkan
pipa ke dalam lubang tubuh untuk sisa
16.
Merujuk
ke spesialis kontinensia kemih
17.
Menerapkan
katerisasi intermiten
|
2.
Dx.
Keperawatan
Inkontinensia
defekasi b.d abnormalitas sfingter rectal
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Perubahan pada defekasi normal yang dikarakteristikkan dengan
pasase feses involunter
Batasan karakteristik :
-
Rembesan
konstan feses lunak
-
Bau
fekal
-
Warna
fekal di tempat tidur dan pakaian
-
Ketidakmampuan
untuk menunda defekasi dan mengenali dorongan defekasi
-
Mengenal
fekal penuh tetapi menyatakan tidak mampu mengeluarkan feses padat
-
Kulit
perinial kemerahan
-
Dorongan
Faktor yang berhubungan :
-
Tekanan
abdomen dan usus abnormal tinggi
-
Diare
kronik
-
Lesi
kolokteral
-
Kebiasaan
diet
-
Faktor
lingkungan (mis, tidak dapat mengakses kamar mandi)
-
Imobilitas,
impaksi
-
Gangguan
koknisi
-
Pengosongan
usus tidak tuntas
-
Penyalahgunaan
laksatif
-
Kerusakan
saraf motorik bawah
-
Abnormalitas
sfingter rektal
-
Stres,
defisit perawatan diri dalam toileting
-
Kerusakan
saraf motorik atas
|
1.
BAB
teratur, mulai dari setiap hari sampai 3-5 hari
2.
Defekasi
lunak, feses terbentuk
3.
Penurunan
insiden inkontinensia usus
4.
Perawatan
toileting, ostonomi, dan hygien
5.
Fungsi
gastrointestinal adekuat
6.
Pengetahuan
tentang perawatan ostonomi
7.
Status
nutrisi makanan dan minuman adekuat
8.
Integritas
jaringan kulit dan membran mukosa baik
|
1.
Perkirakan penyebab fisik dan psikologis
dari inkontimemsia fekal
2.
Jelaskna
penyebab masalah dan rasional dari tindakan
3.
Jelaskan
tujuan dari management bowel pada pasien atau keluarga
4.
Diskusikan
prosedur dan kriteria hasil yang diharapkan bersama pasien
5.
Instruksikan
pasien atau keluarga untuk mencatat keluaran feses
6.
Cuci
area perianal dengan sabun dan air lalu keringkan
7.
Jaga
kebersihan baju dan tempat tidur
8.
Monitoring
efek samping pengobatan bowel training
9.
Rencanakan
prgoram BAB dengan pasien
10.
Konsulkan
ke dokter jika pasien membutuhkan supossituria
11.
Anjurkan
pasien untuk cukup minum
12.
Dorong
pasien untuk cukup latihan
13.
Evaluasi
status BAB pasien secara rutin
14.
Modifikasi
program BAB jika diperlukan
|
3.
Dx.
Keperawatan
Nyeri akut b.d
trauma jaringan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
a.Perubahan selera makan
b.
Perubahan
tekanan darah
c.
Perubahan
frekuensi jantung dan pernafasan
d.
Perilaku
distraksi (mis., berjalan mondar-mandir mencari orang lain, dan aktivitas
yang berulang)
e.
Mengekspresikan
perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis)
f.
Sikap
melindungi area nyeri
g.Gangguan tidur
h.
Melaporkan
nyeri secara verbal
i.
Sikap
melindungi tubuh
|
1.
Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik farmakologi
untuk mengurangi nyeri)
2.
Melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3.
Mampu
mengenali nyeri( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4.
Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
|
1.
Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, dan kualitas
2.
Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.
Gunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4.
Bantu
pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5.
Pilih
dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non farmakologi)
6.
Ajarkan
tentang teknik non farmakologi
7.
Kolaborasi
dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
8.
Monitor
penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
|
4.
Dx.
Keperawatan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna makanan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-
Nyeri
abdomen
-
Kram
abdomen
-
Berat
badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-
Diare
-
Bising
usus hiperaktif
-
Kurang
makan
-
Kurang
informasi
-
Kurang
minat pada makanan
-
Ketidakmampuan
memakan makanan
-
Cepat
kenyang setelah makan
-
Sariawan
rongga mulut
-
Kelemahan
otot untuk menelan
|
1.
Adanya
peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.
BB
ideal sesuai dengan tinggi badan
3.
Mampu
mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.
Tidak
ada tanda malnutrisi
5.
Menunjukka
peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.
Tidak
terjadi penurunan BB yang berarti
|
1.
Kaji
adanya alergi makanan
2.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4.
Berikan
subtansi gula
5.
Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6.
Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
7.
Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1.
BB
pasien dalam batas normal
2.
Monitor
adanya penurunan BB
3.
Monitor
tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4.
Monitor
kulit kering dan perubahan pigmentasi
5.
Monitor
turgor kulit
6.
Monitor
mual dan muntah
7.
Monitor
kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8.
Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
9.
Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.
Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral
|
5.
Dx.
Keperawatan
Kerusakan
integritas kulit b.d kolostomi
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Perubahan atau gangguan epidermis atau edema
Batasan karakteristik :
-
Kerusakan
lapisan kulit (dermis)
-
Gangguan
permukaan kulit (epidermis)
-
Invasi
struktur tubuh
|
1.
Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
2.
Tidak
ada luka/lesi pada kulit
3.
Perfusi
jaringan yang baik
4.
Menunjukkan
pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang
5.
Mampu
melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
|
Pressure
management
1.
Anjurkan
pasien untuk menggunakan pakain yang longgar
2.
Hindari
kerutan pada tempat tidur
3.
Jaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4.
Ubah
posisi pasien setiap dua jam sekali
5.
Monitor
kulit adanya kemerahan
6.
Oleskan
lotion atau baby lotion pada daerah yang tertekan
7.
Memandikan
pasien dengan sabun dan air hangat
Insision site care
1.
Membersihkan,
memantau, dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka
2.
Monitor
proses kesembuhan area insisi
3.
Monitor
tanda dan gejala infeksi pada area insisi
4.
Bersihkan
area sekitar jahitan menggunakan lidi kapas steril
5.
Ganti
balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan bagia luka tetap tebruka
(tidak dibalut) sesuai program
|
6.
Dx.
Keperawatan
Ganguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit, vistel
retrovaginal, dysuria, trauma jaringan post operasi
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Merasa kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial
Batasan karakteristik :
-
Ansietas
-
Menangis
-
Gangguan
pola tidur
-
Takut
-
Ketidakmampuan
untuk rileks
-
Merintih
-
Melaporkan
merasa dingin dan panas
-
Gelisah
dan berkeluh kesah
-
Iritabilitas
Faktor yang
berhubungan :
-
Gejala
terkait penyakit
-
Kurang
privasi
-
Kurna
gkontrok situasional
-
Stimulasi
lingkungan yang mengganggu
-
Efek
samping terkait terapi (mis, medikasi, radiasi)
|
1.
Mampu
mengontrol kecemasan
2.
Status
lingkungan yang nyaman
3.
Mengontrol
nyeri
4.
Kualitas
tidur dan istirahat yang adekuat
5.
Control
gejala
6.
Status
kenyamanan yang meningkat
7.
Keinginan
untuk hidup dan supoort sosial
8.
Dapat
mengontrol kekuatan
|
1.
Gunakan
pendekatan yang menenangkan
2.
Nyatakan
dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3.
Jelaskan
semua prosedur dan apa yanf dirasakan selama prosedur
4.
Pahami
prespektif pasien terhadap situasi stres
5.
Temani
pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6.
Dorong
keluarga untuk menemani anak
7.
Lakukan
back/ neck rub
8.
Dengarkan
dengan penuh perhatian
9.
Identifikasi
tingkat kecemasan
10.
Dorong
pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi
11.
Instruksikan
pasien menggunakan teknik relaksasi
12.
Berikan
obat untuk mengurangi kecemasan
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns,
dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
No comments:
Post a Comment