Pages

loading...

Friday, February 1, 2019

Diagnosa Keperawatan Asites


A.   Pengertian
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritonium. Pada dasarnya penimbunan cairan di peritonium dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar yakni transudasi (contoh: sirosis hati dan hipertensi) dan eksudasi. (Sudoyo Aru,dkk 2009)

B.   Intervensi Keperawatan
1.     Ketidakefktifan pola nafas b.d deformitas dinding dada (diafragma menekan paru), ekspansi paru menurun
2.     Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi, gangguan absorbs dan metabolisme (penurunan perfusi ginjal)
3.     Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta
4.     Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal b.d nekrosis di jaringan, penurunan sirkulasi darah ke ginjal 

C.   Implementasi Keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Ketidakefktifan pola nafas b.d deformitas dinding dada (diafragma menekan paru), ekspansi paru menurun

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-         Perubahan kedalam pernafasan
-         Perubahan ekskursi dada
-         Bradipneu
-         Penurunan tekanan ekspirasi
-         Penurunan kapasitas vital
-         Dispnue
-         Pernafasan cuping hidung
-         Ortopnue
-         Takipnue
-         Fase ekspirasi memanjang
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             TTV dalam batas normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Pasang mayo bila pelru
4.             Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.             Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.             Berikan bronkodilator bila perlu
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.     Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2.     Pertahankan jalan nafas yang efektif
3.     Atur peralatan oksigenasi
4.     Pertahankan posisi pasien
5.     Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3.     Monitor VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.     Monitor TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
6.     Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.     Identfikasi penyebab perubahan vital sign

2.     Dx. Keperawatan
Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi, gangguan absorbs dan metabolisme (penurunan perfusi ginjal)

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan retensi cairan isotonik
Batasan karakeristik :
-         Bunyi nafas adventisius
-         Gangguan elektrolit
-         Anasarka
-         Ansietas
-         Azotemia
-         Perubahan tekanan darah
-         Perubahan pola pernafasan
-         Penurunan hematokrit
-         Dispenea
-         Edema
1.             Terbebas dari edema, efusi, anaskara
2.             Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
3.             Terbatas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)
4.             Memelihara tekanan vena seritral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal
5.             Terbebas dari keletihan, kecemasan atau kebingungan
6.             Menjelaskan indikator kelebihan cairan
Fluid management
1.             Timbang popok atau pembalut jika diperlukan
2.             Pasang urin kateter jika diperlukan
3.             Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin)
4.             Monitor vital sign
5.             Monitor indikasi retensi/ kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher, asites)
6.             Monitor masukan makanan dan cairan
7.             Monitor status nutrisi
8.             Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatremi dilusi dengan serum Na< 130 mEq/l
9.             Kolaborasi pemberian diuretik sesuai intruksi
Fluid monitoring
1.     Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
2.     Monitor BB, BP, HR, RR
3.     Monitor serum dan elektrolit urine
4.     Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
5.     Monitor adanya distensi leher, ronchi, eodem perifer dan penambahan BB
6.     Monitor tanda dan gejala dari odema
7.     Monitor parameter hemodinamik infasif

3.     Dx. Keperawatan
Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
a.Perubahan selera makan
b.             Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung dan pernafasan
d.             Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar-mandir mencari orang lain, dan aktivitas yang berulang)
e. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis)
f.  Sikap melindungi area nyeri
g.Gangguan tidur
h.             Melaporkan nyeri secara verbal
i.  Sikap melindungi tubuh
1.             Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik farmakologi untuk mengurangi nyeri)
2.             Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3.             Mampu mengenali nyeri( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4.             Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
1.             Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
2.             Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.             Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4.             Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5.             Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non farmakologi)
6.             Ajarkan tentang teknik non farmakologi
7.             Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
8.             Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

4.     Dx. Keperawatan
Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal b.d nekrosis di jaringan, penurunan sirkulasi darah ke ginjal

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Berisiko terhadap penurunan sirkulasi darah ke ginjal yang dapat mengganggu kesehatan
Faktro resiko :
-         Sindrome kompartemen abdomen
-         Usia lanjut
-         Luka bakar
-         Pembedahan jantung
-         Diabetes militus
-         Pajanan terhadap toksin
-         Jenis kelamin wanita
-         Hipertensi
-         Hipoksemia, hipoksia
-         Infeksi
-         Keganasan
-         Asidosis metabolic
-         Merokok
-         Penyakit ginjal penyalahgunaan zat
-         Sindrome respon inflamasi sistemik
-         Efek samping terkait terapi (mis, obat pembedahan) emboli vascular
1.  Tekanan sistole dan diastole dalam batas normal
2.  Tidak ada gangguan mental, orientasi kognitif dan kekuatan otot
3.  Na, K, Cl, Mg, BUN, creat dan biknat dalam batas normal
4.  Tidak ada distensi vena leher
5.  Tidak ada bunyi paru tambahan
6.  Intake output seimbang
7.  Tidak ada edeme perifer dan asites
8.  Tidak ada rasa haus yang abnormal
9.  Membran mukosa lembab
10.           Warna dan bau urine dalam batas normal
Acid-base Management
1.             Observasi status hidrasi (kelembaban membran mukosa, TD ortostik,dan keadekuatan dinding nadi)
2.             Monitor HMT, ureum, albumin, total protein, serum osmolalitas dan urine
3.             Observasi tanda-tanda kelebihan cairan (CVP meningkat, oedem, distensi vena leher dan asites )
4.             Monitor TTV
5.             Pertahankan intake dan output secara akurat
6.             Bebaskan jalan nafas
7.             Manejemen akses intravena
8.              Monitor hemodinamik status
Pasien hemodialis
1.     Observasi terhadap hidrasi
2.     Monitor TD
3.     Timbang BB sebelum dan sesudah prosedur
4.     Kaji status mental
5.     Monitor CT
6.     Pasien peritoneal dialysis
7.     Kaji TTV
8.     Monitor adanya respiratory stress
9.     Monitor tanda-tanda infeksi
10.        Monitor banyaknya dan penampakan cairan

DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta

No comments:

Post a Comment