A.
Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012)
Dalam
hal ini dibedakan menjadi :
1.
Prematuritas
murni
Yaitu
bayi kehamilan >37 minggu dnegan berat badan sesuai
2.
Small
for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang berat
badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
3.
Retardasi
pertumbuhan janin intrauterin (IUGR)
Yaitu
bayi baru lahir dnegan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan
4.
Light
for date sama dnegan small for date
5.
Dismaturitas
Suatu
sindrom klinik di mana terjadi ketidakseimbangan antara tumbuhan janin dengan
lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi dengan gejala intauterine malnutrition
wasting
6.
Large
for date
Adalah
bayi yang dilahirkan besar dari seharusnya tua kehamilan, misal pada diabetes
militus
B.
Intervensi keperawatan
1.
Ketidakefektifan
pola nafas b.d iamturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
2.
Diskontinuitas
pemberian ASI b.d prematuritas
3.
Disfungsi
motilitas gastrointestinal b.d prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas
peristaltic di dalam system gastrointesinal
4.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menerima nutrisi,
imaturitas peristaltic gastrointestinal
5.
Resiko
ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan
jaringan lemak subkutan
6.
Iketerus
neonatus b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi
C.
Implementasi keperawatan
1.
Dx.
Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d iamturitas otot-otot pernafasan dan
penurunan ekspansi paru
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-
Perubahan
kedalam pernafasan
-
Perubahan
ekskursi dada
-
Bradipneu
-
Penurunan
tekanan ekspirasi
-
Penurunan
kapasitas vital
-
Dispnue
-
Pernafasan
cuping hidung
-
Ortopnue
-
Takipnue
-
Fase
ekspirasi memanjang
|
1.
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
2.
Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.
TTV
dalam batas normal
|
Airway
management
1.
Buka
jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.
Pasang
mayo bila pelru
4.
Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
5.
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.
Berikan
bronkodilator bila perlu
7.
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.
Monitor
respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.
Bersihkan
mulut, hidung dan secret trakea
2.
Pertahankan
jalan nafas yang efektif
3.
Atur
peralatan oksigenasi
4.
Pertahankan
posisi pasien
5.
Monitor
adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.
Monitor
TTV
2.
Catat
adanya fluktuasi tekanan darah
3.
Monitor
VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.
Monitor
TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.
Monitor
frekuensi dan irama pernafasan
6.
Monitor
suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.
Identfikasi
penyebab perubahan vital sign
|
2.
Dx.
Keperawatan
Diskontinuitas
pemberian ASI b.d prematuritas
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Penghentian kontinuitas proses pemberian ASI akibat
ketidakmampuan atau kesalahan dalam mengubah posisi bayi pada payudara untuk
menyusui
Batasan karakterisitik :
-
Kurang
pegetahuan tentang cara pemberian dan penyimpanan ASI
-
Bayi
tidak mendapat nutrisi dari payudara untuk beberapa atau semua pemberian
makanan
-
Keinginan
ibu untuk memberikan dan mempertahankan memenuhi kebutuhan nutrisi anak
-
Perpisahan
ibu dan anak
Faktor yang berhubungan :
-
Kontraindikasi
terhadap menyusui (mis, agens farmseutik tertentu)
-
Penyakit
bayi
-
Prematuritas
-
Ibu
bekerja
-
Penyakit
ibu
-
Kebutuhan
untuk segera menyapih
|
1.
Menyusui
secara dini
2.
Tetap
mempertahankan laktasi
3.
[ertumbuhan
dan perkembangan bayi dalam batas normal
4.
Mengetahui
tanda-tanda penurunan suplai ASI
5.
Ibu
mampu mengumpulkan dan menyimpan ASI secara aman
6.
Menunjukkan
teknik dalam memompa ASI
7.
BB
bayi = masa tubuh
8.
Tidak
ada respon alergi sistemik
9.
Respirasi
status : jalan nafas, pertukaran gas, dan ventilasi nafas bayi adekuat
10.
TTV
bayi dalam batas normal
11.
Kemampuan
penyediaan perawatan untuk mencairkan, menghangatkan, dan menyimpan ASI
secara aman
|
Bottle
feeding
1.
Posisikan
bayi semi-flowler
2.
Letakkan
pentil dot di atas lidah bayi
3.
Monitor
atau evaluasi reflek menelan sebelum memberikan susu
4.
Tentukan
kandungan fluoride air yang digunakan untuk mengencerkan formula bubuk atau
konserat dan rujuk penggunaan suplemen fluor, jika diindikasikan
5.
Pantau
berat badan bayi, jika diperlukan
6.
Ingatkan
orang tua atau pengasuh bayi tentang penggunaan oven microwave untuk
mengahangatkan formula
7.
Intruksikan
dan demonstrasikan kepada orang tua teknik membrsihkan mulut bayi setelah
bayi diberikan susu
Lactation supresion
1. Fasilitasi proses bantuan
interaksi untuk membantu mempertahankan keberhasilan informasi pemberian ASI
2. Sediakan informasi tentang laktasi
dan teknik memompa ASI secara manual atau dengan pompa elektrik cara
mengumpulkan dan menyimpan ASI
3. Tunjukkan dan demontrasikan
berbagai jenis pompa payudara, tentang biaya, keefektifan, dan ketersediaan
alat tersebut
4. Ajarkan orang tua mempersiapkan,
menyimpan, mengahangatkan dan kemungkinan pemberian tambahan susu formula
5. Apabila penyapihan dipelrukan,
informasikan ibu mengenai kembalinya proses ovulasi dan seputar alat
kontrasepsi yang sesuai
Lactation consueling
1. Menggunakan bantuan interaktif
untuk membantu ibu mempertahankan keberhasilan proses pemberian ASI
2. Beri dorongan untuk tetap
melanjutkan menyusui sepulang kerja atau sekolah
|
3.
Dx.
Keperawatan
Disfungsi
motilitas gastrointestinal b.d prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas
peristaltic di dalam system gastrointesinal
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kurang aktivitas
peristaltic di dalam system gastrointestinal
Batasan karakteristik :
-. Kram abdomen
-. Distensi abdomen
-. Nyeri abdomen
-. Tidak flaktus
-. Diare
-. Feses kering dan keras
-. Mual
-. Muntah
Faktor yang berhubungan :
- Penurunan
- Ansietas
- Pemberian makanan enteral
- Intoleransi makanan (mis, gluten,
laktosa )
- Imobilitas
- Malnutrisi
- Prematuritas
- Gaya hidup monoton
- Pembedahan
|
1.
Tidak
ada distensi abdomen
2.
Tidak
ada kram abdomen
3.
Tidak
ada nyeri abdomen
4.
Peristaltic
usus dalam batas normal 15-30x/mnt
5.
Frekuensi,
warna, konsistensi, banyaknya feses dalam batas normal
6.
Tidak
ada darah di feses
7.
Tidak
ada diare
8.
Tidak
ada mual dan muntah
9.
Nafsu
makan meningkat
|
Tube
care gastrointestinal
1.
Monitor
TTV
2.
Monitor
status cairan dan elektrolit
3.
Monitor
bising usus dan irama jantung
4.
Catat
intake dna output secara akurat
5.
Kaji
tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (membran mukosa
kering, sianosis, jaundice)
6.
Kelola
pemberian suplemen elektrolit sesuai intruksi dokter
7.
Kolaborasi
dengan ahli gizi jumlah kalori dan jumlah gizi yang dibutuhkan
8.
Pasang
NGT jika diperlukan
9.
Monitor
warna dan konsistensi dari naso gastric output
10.
Monitor
diare
Bowel inkotinence care
1.
Perkirakan
penyebab fisik dan psikologis dari inkotimemsia fekal
2.
Jelaskan
penyebab masalah dan rasional dari tindakan
3.
Jelaskan
tujuan dan managemen bowel pada pasien/keluarga
4.
Diskusikan
prosedur dan criteria hasil yang diharapkan bersama pasien
5.
Instruksikan
pasien atau keluarga untuk mencatat pengeluaran feses
6.
Jaga
kebersihan baju dna tempat tidur
7.
Lakukan
program latihan BAB
8.
Monitor
efek samping pengobatan
9.
Bowel
training
10.
Rencanakan
program BAB dengan pasien
11.
Konsul
ke dokter jika pasien memerlukan suppositoria
12.
Ajarkan
ke pasien atau keluarga tentang latihan BAB
13.
Anjurkan
pasien untuk cukup minum
14.
Evaluasi
status BAB secara rutin
15.
Modifikasi
program BAB jika diperlukan
Bowel irrigation
Gastrointestinal tube
Medication administrasion : enteral
|
4.
Dx.
Keperawatan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kurang aktivitas
peristaltic di dalam system gastrointestinal
Batasan karakteristik :
-. Kram abdomen
-. Distensi abdomen
-. Nyeri abdomen
-. Tidak flaktus
-. Diare
-. Feses kering dan keras
-. Mual
-. Muntah
Faktor yang berhubungan :
- Penurunan
- Ansietas
- Pemberian makanan enteral
- Intoleransi makanan (mis, gluten,
laktosa )
- Imobilitas
- Malnutrisi
- Prematuritas
- Gaya hidup monoton
- Pembedahan
|
10.
Tidak
ada distensi abdomen
11.
Tidak
ada kram abdomen
12.
Tidak
ada nyeri abdomen
13.
Peristaltic
usus dalam batas normal 15-30x/mnt
14.
Frekuensi,
warna, konsistensi, banyaknya feses dalam batas normal
15.
Tidak
ada darah di feses
16.
Tidak
ada diare
17.
Tidak
ada mual dan muntah
18.
Nafsu
makan meningkat
|
Tube
care gastrointestinal
11.
Monitor
TTV
12.
Monitor
status cairan dan elektrolit
13.
Monitor
bising usus dan irama jantung
14.
Catat
intake dna output secara akurat
15.
Kaji
tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (membran mukosa
kering, sianosis, jaundice)
16.
Kelola
pemberian suplemen elektrolit sesuai intruksi dokter
17.
Kolaborasi
dengan ahli gizi jumlah kalori dan jumlah gizi yang dibutuhkan
18.
Pasang
NGT jika diperlukan
19.
Monitor
warna dan konsistensi dari naso gastric output
20.
Monitor
diare
Bowel inkotinence care
16.
Perkirakan
penyebab fisik dan psikologis dari inkotimemsia fekal
17.
Jelaskan
penyebab masalah dan rasional dari tindakan
18.
Jelaskan
tujuan dan managemen bowel pada pasien/keluarga
19.
Diskusikan
prosedur dan criteria hasil yang diharapkan bersama pasien
20.
Instruksikan
pasien atau keluarga untuk mencatat pengeluaran feses
21.
Jaga
kebersihan baju dna tempat tidur
22.
Lakukan
program latihan BAB
23.
Monitor
efek samping pengobatan
24.
Bowel
training
25.
Rencanakan
program BAB dengan pasien
26.
Konsul
ke dokter jika pasien memerlukan suppositoria
27.
Ajarkan
ke pasien atau keluarga tentang latihan BAB
28.
Anjurkan
pasien untuk cukup minum
29.
Evaluasi
status BAB secara rutin
30.
Modifikasi
program BAB jika diperlukan
Bowel irrigation
Gastrointestinal tube
Medication administrasion : enteral
|
5.
Dx.
Keperawatan
Resiko
ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan
jaringan lemak subkutan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam
kisaran normal
Faktro resiko :
-
Perubahan
laju metabolisme
-
Dehidrasi
-
Pamajanan
suhu lingkungan yang ekstrem
-
Usia
ekstrem
-
Tidak
beraktivitas
-
BB
ekstrem
-
Pakaian
yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
-
Obat
yang menyebabkan fasokontriksi dan vasodilatasi
-
Trauma
yang mempengaruhi pengaturan suhu
-
Aktivitas
yang berlebihan
|
1.
Suhu
kulit normal
2.
Suhu
badan 36-37oc
3.
TTV
dalam batas normal
4.
Hidrasi
adekuat
5.
Tidak
hanya menggigil
6.
Gula
darah dalam batas normal
7.
Keseimbangan
asam basa
8.
Bilirubin
dalam batas normal
|
1.
Pantau
suhu bayi baru lahir sampai stabil
2.
Pantau
TTV
3.
Pantau
warna dan suhu kulit
4.
Tingkatkan
keadekuatan masukan cairan dan nutrisi
5.
Tempatkan
bayi baru lahir pada ruangan isolasi atau bawah pemanas
6.
Pertahankan
panas tubuh bayi
7.
Gunakan
matras panas dan selimut hangat yang disesuaikan dengan kebutuhan
8.
Berikan
pengobatan dengan tepat untuk mencegah atau control menggigil
9.
Gunakan
matras sejuk dan mandi dengan air hangat untuk menyesuaikan dengan suhu tubuh
dengan tepat
10.
Pantau
dan laporkan tanda dan gejala hipotermi dan hipertermi
Temperatur regulation (pengaturan suhu )
1.
Monitor
suhu minimal setiap 2 jam
2.
Rencanakan
monitoring suhu secara kontinue
3.
Monitor
TTV
4.
Tingkatkan
intake cairan dan nutrisi
5.
Selimuti
pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
6.
Beritahu
tenatng indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang
diperlukan
7.
Ajarkan
indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
8.
Berikan
anti piretik jika perlu
Temperatur regulation: intraoperative
1.
Mempertahankan
suhu tubuh interaoperative yang diharapkan
|
6.
Dx.
Keperawatan
Iketerus
neonatus b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Kulit dan membran mukosa neonatus bewarna kuning yang terjadi
setelah 24 jam kehidupan sebagai akibat bilirubin tak terkonjugasi ada di
dalam sirkulasi
Batasan karakteristik :
-
Profil
darah abnormal (hemolisis; bilirubin serum total >2 mg/dl; bilirubin serum
total pada rentang resiko tinggi menurut usia pada momogram spesifik-waktu)
-
Memar
kulit abnormal
-
Membran
mukosa kering
-
Kulit
kuning sampai orange
-
Sclera
kuning
Faktor yang berhubungan :
-
Penurunan
BB abnormal (>7-8% bayi baru lahir yang menyusui ASI; 15% pada bayi cukup
bulan)
-
Pola
makan tidak ditetapkan dengan baik
-
Bayi
menunjukkan kesulitan dalm transisi ke kehidupan ekstrauterin
-
Usia
neonatu 1-7 hari
-
Feses
(mekonium) terlambat keluar
|
1.
Menyusui
secara mandiri
2.
Tetap
mempertahankan laktasi
3.
Pertumbuhan
dan perkembangan bayi dalam batas normal
4.
Mengetahui
tanda-tanda penurunan suplai ASI
5.
Ibu
mampu mengumpulkan dan menyimpan ASI secara aman
6.
Penyapihan
pemberian ASI diskontinuitas progresif pemberian ASI
7.
Menunjukkan
teknik dalam memompa ASI
8.
BB
bayi = masa tubuh
9.
Tidak
ada respon alergi sistemik
10.
Respirasi
status : jalan nafas, pertukaran gas, dan ventilasi nafas bayi adekuat
11.
TTV
bayi dalam batas normal
12.
Penerimaan
kondisi kesehatan
13.
Dapat
mengontrol kadar glukosa darah
14.
Dapat
manajemen dan mencegah penyakit semakin parah
15.
Tingkat
pemahaman untuk dan pencegahan komplikasi
16.
Dapat
meningkat istirahat
17.
Status
nutrisi adekuat
18.
Control
resiko proses infeksi
|
1.
Meninjau
sejarah ibu dan bayi untuk faktor resiko untuk hiperbilirubinemia (mis,
ketidakcocokan Rh atau ABO, polisitemia, prematuritas, mal presentasi)
2.
Amati
tanda-tanda ikterus
3.
Melaporkan
nilai labotarium untuk praktisi primer
4.
Tempatkan
bayi di isolatte
5.
Instruksikan
keluarga pada prosedur fototerapi dan perawatan
6.
Memantau
mata untuk edema, drainase, dan warna
7.
Periksa
intensitas lampu sehari-hari
8.
Monitor
TTV per protokol atau sesuai kebutuhan
9.
Ubah
posisi bayi setiap 4 jam atau per protokol
10.
Memantau
tingkat bilirubin serum per protokol atau permintaan praktisi
11.
Mengevaluasi
status neurologis setiap 4 jam atau per protokol
12.
Amati
tanda-tanda dehidrasi (mis, depresi fontanel, turgor kulit mengerut,
kehilangan BB)
13.
Timbang
setiap hari
14.
Mendorong
delapan kali menyusui per hari
15.
Dorong
keluarga untuk berpartisipasi dalam terapi cahaya
16.
Instruksikan
keluarga pada fototerapi di rumah yang sesuai
17.
Terapkan
tambalan untuk menutup kedua mata, menghindari tekanan yang berlebihan
18.
Hapus
tambalan mata setiap 4 jam sekali atau ketika lampu mati untuk kotak orang
tua dan makan
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta
: Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
No comments:
Post a Comment