Pages

loading...

Tuesday, February 19, 2019

Diagnosa keperawatan Berat bayi lahir rendah (BBLR)


A.   Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012)
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1.     Prematuritas murni
Yaitu bayi kehamilan >37 minggu dnegan berat badan sesuai
2.     Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
3.     Retardasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR)
Yaitu bayi baru lahir dnegan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
4.     Light for date sama dnegan small for date
5.     Dismaturitas
Suatu sindrom klinik di mana terjadi ketidakseimbangan antara tumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi dengan gejala intauterine malnutrition wasting
6.     Large for date
Adalah bayi yang dilahirkan besar dari seharusnya tua kehamilan, misal pada diabetes militus 

B.   Intervensi keperawatan
1.     Ketidakefektifan pola nafas b.d iamturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
2.     Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
3.     Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas peristaltic di dalam system gastrointesinal
4.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menerima nutrisi, imaturitas peristaltic gastrointestinal
5.     Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan
6.     Iketerus neonatus b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi 

C.   Implementasi keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d iamturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru 

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-         Perubahan kedalam pernafasan
-         Perubahan ekskursi dada
-         Bradipneu
-         Penurunan tekanan ekspirasi
-         Penurunan kapasitas vital
-         Dispnue
-         Pernafasan cuping hidung
-         Ortopnue
-         Takipnue
-         Fase ekspirasi memanjang
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             TTV dalam batas normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Pasang mayo bila pelru
4.             Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.             Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.             Berikan bronkodilator bila perlu
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.     Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2.     Pertahankan jalan nafas yang efektif
3.     Atur peralatan oksigenasi
4.     Pertahankan posisi pasien
5.     Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3.     Monitor VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.     Monitor TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
6.     Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.     Identfikasi penyebab perubahan vital sign

2.     Dx. Keperawatan
Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Penghentian kontinuitas proses pemberian ASI akibat ketidakmampuan atau kesalahan dalam mengubah posisi bayi pada payudara untuk menyusui
Batasan karakterisitik :
-         Kurang pegetahuan tentang cara pemberian dan penyimpanan ASI
-         Bayi tidak mendapat nutrisi dari payudara untuk beberapa atau semua pemberian makanan
-         Keinginan ibu untuk memberikan dan mempertahankan memenuhi kebutuhan nutrisi anak
-         Perpisahan ibu dan anak
Faktor yang berhubungan :
-         Kontraindikasi terhadap menyusui (mis, agens farmseutik tertentu)
-         Penyakit bayi
-         Prematuritas
-         Ibu bekerja
-         Penyakit ibu
-         Kebutuhan untuk segera menyapih
1.             Menyusui secara dini
2.             Tetap mempertahankan laktasi
3.             [ertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normal
4.             Mengetahui tanda-tanda penurunan suplai ASI
5.             Ibu mampu mengumpulkan dan menyimpan ASI secara aman
6.             Menunjukkan teknik dalam memompa ASI
7.             BB bayi = masa tubuh
8.             Tidak ada respon alergi sistemik
9.             Respirasi status : jalan nafas, pertukaran gas, dan ventilasi nafas bayi adekuat
10.        TTV bayi dalam batas normal
11.        Kemampuan penyediaan perawatan untuk mencairkan, menghangatkan, dan menyimpan ASI secara aman
Bottle feeding
1.             Posisikan bayi semi-flowler
2.             Letakkan pentil dot di atas lidah bayi
3.             Monitor atau evaluasi reflek menelan sebelum memberikan susu
4.             Tentukan kandungan fluoride air yang digunakan untuk mengencerkan formula bubuk atau konserat dan rujuk penggunaan suplemen fluor, jika diindikasikan
5.             Pantau berat badan bayi, jika diperlukan
6.             Ingatkan orang tua atau pengasuh bayi tentang penggunaan oven microwave untuk mengahangatkan formula
7.             Intruksikan dan demonstrasikan kepada orang tua teknik membrsihkan mulut bayi setelah bayi diberikan susu
Lactation supresion
1.     Fasilitasi proses bantuan interaksi untuk membantu mempertahankan keberhasilan informasi pemberian ASI
2.     Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik memompa ASI secara manual atau dengan pompa elektrik cara mengumpulkan dan menyimpan ASI
3.     Tunjukkan dan demontrasikan berbagai jenis pompa payudara, tentang biaya, keefektifan, dan ketersediaan alat tersebut
4.     Ajarkan orang tua mempersiapkan, menyimpan, mengahangatkan dan kemungkinan pemberian tambahan susu formula
5.     Apabila penyapihan dipelrukan, informasikan ibu mengenai kembalinya proses ovulasi dan seputar alat kontrasepsi yang sesuai
Lactation consueling
1.     Menggunakan bantuan interaktif untuk membantu ibu mempertahankan keberhasilan proses pemberian ASI
2.     Beri dorongan untuk tetap melanjutkan menyusui sepulang kerja atau sekolah  

3.     Dx. Keperawatan
Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas peristaltic di dalam system gastrointesinal

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kurang aktivitas peristaltic di dalam system gastrointestinal
Batasan karakteristik :
-. Kram abdomen
-. Distensi abdomen
-. Nyeri abdomen
-. Tidak flaktus
-. Diare
-. Feses kering dan keras
-. Mual
-. Muntah
Faktor yang berhubungan :
-    Penurunan
-    Ansietas
-    Pemberian makanan enteral
-    Intoleransi makanan (mis, gluten, laktosa )
-    Imobilitas
-    Malnutrisi
-    Prematuritas
-    Gaya hidup monoton
-    Pembedahan
1.             Tidak ada distensi abdomen
2.             Tidak ada kram abdomen
3.             Tidak ada nyeri abdomen
4.             Peristaltic usus dalam batas normal 15-30x/mnt
5.             Frekuensi, warna, konsistensi, banyaknya feses dalam batas normal
6.             Tidak ada darah di feses
7.             Tidak ada diare
8.             Tidak ada mual dan muntah
9.             Nafsu makan meningkat
Tube care gastrointestinal
1.             Monitor TTV
2.             Monitor status cairan dan elektrolit
3.             Monitor bising usus dan irama jantung
4.             Catat intake dna output secara akurat
5.             Kaji tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (membran mukosa kering, sianosis, jaundice)
6.             Kelola pemberian suplemen elektrolit sesuai intruksi dokter
7.             Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan jumlah gizi yang dibutuhkan
8.             Pasang NGT jika diperlukan
9.             Monitor warna dan konsistensi dari naso gastric output
10.        Monitor diare
Bowel inkotinence care
1.             Perkirakan penyebab fisik dan psikologis dari inkotimemsia fekal
2.             Jelaskan penyebab masalah dan rasional dari tindakan
3.             Jelaskan tujuan dan managemen bowel pada pasien/keluarga
4.             Diskusikan prosedur dan criteria hasil yang diharapkan bersama pasien
5.             Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat pengeluaran feses
6.             Jaga kebersihan baju dna tempat tidur
7.             Lakukan program latihan BAB
8.             Monitor efek samping pengobatan
9.             Bowel training
10.        Rencanakan program BAB dengan pasien
11.        Konsul ke dokter jika pasien memerlukan suppositoria
12.        Ajarkan ke pasien atau keluarga tentang latihan BAB
13.        Anjurkan pasien untuk cukup minum
14.        Evaluasi status BAB secara rutin
15.        Modifikasi program BAB jika diperlukan
Bowel irrigation
Gastrointestinal tube
Medication administrasion : enteral

4.     Dx. Keperawatan 

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kurang aktivitas peristaltic di dalam system gastrointestinal
Batasan karakteristik :
-. Kram abdomen
-. Distensi abdomen
-. Nyeri abdomen
-. Tidak flaktus
-. Diare
-. Feses kering dan keras
-. Mual
-. Muntah
Faktor yang berhubungan :
-    Penurunan
-    Ansietas
-    Pemberian makanan enteral
-    Intoleransi makanan (mis, gluten, laktosa )
-    Imobilitas
-    Malnutrisi
-    Prematuritas
-    Gaya hidup monoton
-    Pembedahan
10.        Tidak ada distensi abdomen
11.        Tidak ada kram abdomen
12.        Tidak ada nyeri abdomen
13.        Peristaltic usus dalam batas normal 15-30x/mnt
14.        Frekuensi, warna, konsistensi, banyaknya feses dalam batas normal
15.        Tidak ada darah di feses
16.        Tidak ada diare
17.        Tidak ada mual dan muntah
18.        Nafsu makan meningkat
Tube care gastrointestinal
11.        Monitor TTV
12.        Monitor status cairan dan elektrolit
13.        Monitor bising usus dan irama jantung
14.        Catat intake dna output secara akurat
15.        Kaji tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (membran mukosa kering, sianosis, jaundice)
16.        Kelola pemberian suplemen elektrolit sesuai intruksi dokter
17.        Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan jumlah gizi yang dibutuhkan
18.        Pasang NGT jika diperlukan
19.        Monitor warna dan konsistensi dari naso gastric output
20.        Monitor diare
Bowel inkotinence care
16.        Perkirakan penyebab fisik dan psikologis dari inkotimemsia fekal
17.        Jelaskan penyebab masalah dan rasional dari tindakan
18.        Jelaskan tujuan dan managemen bowel pada pasien/keluarga
19.        Diskusikan prosedur dan criteria hasil yang diharapkan bersama pasien
20.        Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat pengeluaran feses
21.        Jaga kebersihan baju dna tempat tidur
22.        Lakukan program latihan BAB
23.        Monitor efek samping pengobatan
24.        Bowel training
25.        Rencanakan program BAB dengan pasien
26.        Konsul ke dokter jika pasien memerlukan suppositoria
27.        Ajarkan ke pasien atau keluarga tentang latihan BAB
28.        Anjurkan pasien untuk cukup minum
29.        Evaluasi status BAB secara rutin
30.        Modifikasi program BAB jika diperlukan
Bowel irrigation
Gastrointestinal tube
Medication administrasion : enteral

5.     Dx. Keperawatan
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal
Faktro resiko :
-         Perubahan laju metabolisme
-         Dehidrasi
-         Pamajanan suhu lingkungan yang ekstrem
-         Usia ekstrem
-         Tidak beraktivitas
-         BB ekstrem
-         Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
-         Obat yang menyebabkan fasokontriksi dan vasodilatasi
-         Trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
-         Aktivitas yang berlebihan
1.             Suhu kulit normal
2.             Suhu badan 36-37oc
3.             TTV dalam batas normal
4.             Hidrasi adekuat
5.             Tidak hanya menggigil
6.             Gula darah dalam batas normal
7.             Keseimbangan asam basa
8.             Bilirubin dalam batas normal
1.             Pantau suhu bayi baru lahir sampai stabil
2.             Pantau TTV
3.             Pantau warna dan suhu kulit
4.             Tingkatkan keadekuatan masukan cairan dan nutrisi
5.             Tempatkan bayi baru lahir pada ruangan isolasi atau bawah pemanas
6.             Pertahankan panas tubuh bayi
7.             Gunakan matras panas dan selimut hangat yang disesuaikan dengan kebutuhan
8.             Berikan pengobatan dengan tepat untuk mencegah atau control menggigil
9.             Gunakan matras sejuk dan mandi dengan air hangat untuk menyesuaikan dengan suhu tubuh dengan tepat
10.        Pantau dan laporkan tanda dan gejala hipotermi dan hipertermi
Temperatur regulation (pengaturan suhu )
1.             Monitor suhu minimal setiap 2 jam
2.             Rencanakan monitoring suhu secara kontinue
3.             Monitor TTV
4.             Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5.             Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
6.             Beritahu tenatng indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan
7.             Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
8.             Berikan anti piretik jika perlu
Temperatur regulation: intraoperative
1.     Mempertahankan suhu tubuh interaoperative yang diharapkan


6.     Dx. Keperawatan
Iketerus neonatus b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Kulit dan membran mukosa neonatus bewarna kuning yang terjadi setelah 24 jam kehidupan sebagai akibat bilirubin tak terkonjugasi ada di dalam sirkulasi
Batasan karakteristik :
-         Profil darah abnormal (hemolisis; bilirubin serum total >2 mg/dl; bilirubin serum total pada rentang resiko tinggi menurut usia pada momogram spesifik-waktu)
-         Memar kulit abnormal
-         Membran mukosa kering
-         Kulit kuning sampai orange
-         Sclera kuning
Faktor yang berhubungan :
-         Penurunan BB abnormal (>7-8% bayi baru lahir yang menyusui ASI; 15% pada bayi cukup bulan)
-         Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
-         Bayi menunjukkan kesulitan dalm transisi ke kehidupan ekstrauterin
-         Usia neonatu 1-7 hari
-         Feses (mekonium) terlambat keluar
1.             Menyusui secara mandiri
2.             Tetap mempertahankan laktasi
3.             Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normal
4.             Mengetahui tanda-tanda penurunan suplai ASI
5.             Ibu mampu mengumpulkan dan menyimpan ASI secara aman
6.             Penyapihan pemberian ASI diskontinuitas progresif pemberian ASI
7.             Menunjukkan teknik dalam memompa ASI
8.             BB bayi = masa tubuh
9.             Tidak ada respon alergi sistemik
10.        Respirasi status : jalan nafas, pertukaran gas, dan ventilasi nafas bayi adekuat
11.        TTV bayi dalam batas normal
12.        Penerimaan kondisi kesehatan
13.        Dapat mengontrol kadar glukosa darah
14.        Dapat manajemen dan mencegah penyakit semakin parah
15.        Tingkat pemahaman untuk dan pencegahan komplikasi
16.        Dapat meningkat istirahat
17.        Status nutrisi adekuat
18.        Control resiko proses infeksi
1.             Meninjau sejarah ibu dan bayi untuk faktor resiko untuk hiperbilirubinemia (mis, ketidakcocokan Rh atau ABO, polisitemia, prematuritas, mal presentasi)
2.             Amati tanda-tanda ikterus
3.             Melaporkan nilai labotarium untuk praktisi primer
4.             Tempatkan bayi di isolatte
5.             Instruksikan keluarga pada prosedur fototerapi dan perawatan
6.             Memantau mata untuk edema, drainase, dan warna
7.             Periksa intensitas lampu sehari-hari
8.             Monitor TTV per protokol atau sesuai kebutuhan
9.             Ubah posisi bayi setiap 4 jam atau per protokol
10.        Memantau tingkat bilirubin serum per protokol atau permintaan praktisi
11.        Mengevaluasi status neurologis setiap 4 jam atau per protokol
12.        Amati tanda-tanda dehidrasi (mis, depresi fontanel, turgor kulit mengerut, kehilangan BB)
13.        Timbang setiap hari
14.        Mendorong delapan kali menyusui per hari
15.        Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam terapi cahaya
16.        Instruksikan keluarga pada fototerapi di rumah yang sesuai
17.        Terapkan tambalan untuk menutup kedua mata, menghindari tekanan yang berlebihan
18.        Hapus tambalan mata setiap 4 jam sekali atau ketika lampu mati untuk kotak orang tua dan makan

DAFTAR PUSTAKA 
Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction
Publishing Jogjakarta

No comments:

Post a Comment