A.
Pengertian
Asma adalah suatu keadaan di mana
saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan bronkus tersebut terdapat
keadaan ventilasi yang lebih normal. ( Sylvia A. Price )
Beberapa faktor penyebab asma, antara lain : jenis kelamin, umur
pasien, status atopi, faktor keturunan, serta faktor lingkungan.
Asma dibedakan menjadi dua jenis, yakni :
1.
Asma
bronkial
Penderita
asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar,
seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan penyebab alergi. Gejala
kemunculan sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara
tiba-tiba. Gangguan asma bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang
mengakibatkan penyempitan saluran pernafasan bagian bawah
2.
Asma
kardial
Asma yang
timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial ini biasanya teradi
pada malam hari, disertai sesak nafas yang hebat. Kejadian ini disebut noctural
paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur
Pembagian derajat asma menurut pedoman Asma Anak Indonesia sebagai
berikut :
Parameter
klinis, kebutuhan obat, dan faal paru
|
Persisten
ringan
|
Persisten
sedang
|
Persisten
berat
|
Frekuensi
serangan
|
<1x/bulan
|
>1x/bulan
|
Sering
|
Lama serangan
|
<1 minggu
|
>1 minggu
|
Hampir
sepanjang tahun, tidak ada remisi
|
Di antara
serangan
|
Tanpa gejala
|
Sering ada
gejala
|
Gejala siang
dan malam
|
Tidur dan
aktivitas
|
Tidak
terganggu
|
Sering
terganggu
|
Sangat
terganggu
|
Pemeriksaan
fisik di luar serangan
|
Normal
|
Ada kelainan
|
Tidak pernah
normal
|
Obat
pengendali (anti inflamasi)
|
Tidak perlu
|
Nonsteroid/
steroid hirupan dosis rendah
|
Steroid
hirupan/oral
|
Uji faal paru
(di luar serangan )
|
PEF/FEV1
>80%
|
PEF/FEV1
60-80%
|
PEF/FEV1
<60% variabilitas 20-30%
|
Variabilitas
faal paru (bila ada serangan )
|
Variabilitas
>15%
|
Variabilitas
>30%
|
Variabilitas
>50%
|
B.
Intervensi keperawatan
1.
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b.d mucus dalam jumlah yang berlebihan, peningkatan
produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme
2.
Ketidakefektifan
pola nafas b.d keletihan otot pernafasan dan deformitas dinding dada
3.
Gangguan
pertukaran gas b.d retensi karbon dioksida
4.
Penurunan
curah jantung b.d perubahan kontakbilitas dan volume sekuncup jantung
5.
Keseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d laju metabolik, dispnea saat makan,
kelemahan otot pengunyah
6.
Intoleransi
aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (hipoksia)
kelemahan
C.
Implementasi Keperawatan
1.
Dx.
Keperawatan
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b.d mucus dalam jumlah yang berlebihan, peningkatan
produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-
Tidak
ada batuk
-
Suara
nafas tambahan
-
Perubahan
frekuensi nafas
-
Perubahan
irama nafas
-
Dipsnue
-
Sputum
dalam jumlah yang berlebihan
-
Batuk
yang tidak efektif
|
1.
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
2.
Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.
Mampu
mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
|
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal
suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum
suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap
melakukan tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan
oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.
Buka
jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.
Pasang
mayo bila pelru
4.
Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
5.
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.
Berikan
bronkodilator bila perlu
7.
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.
Monitor
respirasi dan status O2
|
2.
Dx.
Keperawatan
Ketidakefektifan
pola nafas b.d keletihan otot pernafasan dan deformitas dinding dada
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-
Perubahan
kedalam pernafasan
-
Perubahan
ekskursi dada
-
Bradipneu
-
Penurunan
tekanan ekspirasi
-
Penurunan
kapasitas vital
-
Dispnue
-
Pernafasan
cuping hidung
-
Ortopnue
-
Takipnue
-
Fase
ekspirasi memanjang
|
1.
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
2.
Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.
TTV
dalam batas normal
|
Airway
management
1.
Buka
jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.
Pasang
mayo bila pelru
4.
Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
5.
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.
Berikan
bronkodilator bila perlu
7.
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.
Monitor
respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.
Bersihkan
mulut, hidung dan secret trakea
2.
Pertahankan
jalan nafas yang efektif
3.
Atur
peralatan oksigenasi
4.
Pertahankan
posisi pasien
5.
Monitor
adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.
Monitor
TTV
2.
Catat
adanya fluktuasi tekanan darah
3.
Monitor
VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.
Monitor
TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.
Monitor
frekuensi dan irama pernafasan
6.
Monitor
suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.
Identfikasi
penyebab perubahan vital sign
|
3.
Dx.
Keperawatan
Gangguan
pertukaran gas b.d retensi karbon dioksida
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan eliminasi karbon
dioksida pada membran alveolar kapiler
Batasan karakteristik :
-
pH
darah arteri abnormal
-
pernafasan
abnormal(mis, kecepatan, irama, kedalaman)
-
warna
kulit abnormal(mis, pucat, kehitaman)
-
sianosis(pada
neonatus saja)
-
penurunan
karbon dioksida
-
dipsnea
-
sakit
kepala saat bangun
-
hipoksia
-
hipoksemia
-
napas
cuping hidung
-
takikardi
|
1.
mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yagn adekuat
2.
Memelihara
kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda- tanda distress pernafasan
3.
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed, lips)
4.
TTV
normal
|
Airway management
1.
Buka
jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.
Identifikasi
pasien perlunya pernafasan alat jalan nafas bantuan
4.
Pasang
mayo bila perlu
5.
Lakukan
fisioterapi dada
6.
Keluarkan
sekret dengan batuk efektif atau dengan suction
7.
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.
Monitor
respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1.
Monitor
rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2.
Catat
pergerakan dada, amati kesimetrisan, gangguan otot tambahan
3.
Monitor
suara nafas, seperti dengkur
4.
Monitor
pola nafas; bradipnea, takipnea, kusmaul
5.
Catat
lokasi trakhea
6.
Monitor
kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksi)
7.
Auskultasi
suara nafas, catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
8.
Tentukan
kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas
utama
9.
Auskultasi
suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
|
4.
Dx.
Keperawatan
Penurunan
curah jantung b.d perubahan kontakbilitas dan volume sekuncup jantung
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Ketidak adekuatan darah yang di pompa oleh jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh
Batasan karakteristik :
1.
Perubahan
frekuensi/ irama jantung
-
Aritmia
-
Bradikardi,
takikardi
-
Perubahan
EKG
2.
Perubahan
preload
-
Edema,
keletihan
-
Peningkatan
CVP
-
Peningkatan
BB
-
Murmur
3.
Perubahan
aftreload
-
Kulit
lembab
-
Dipsnea
-
Oliguria
-
Perubahan
warna kulit
4.
Perubahan
kontraktilitas
-
Batuk,
crakcle
-
Penurunan
indeks jantung
-
Ortopnea
-
Dipsnea
5.
Perilaku/emosi
-
Ansietas/
emosi
|
1.
TTV
normal
2.
Dapat
mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3.
Tidak
ada edema paru, perifer, dan tidak ada asietas
4.
Tidak
ada penurunan kesadaran
|
Cardiac care
1.
Evaluasi
adanya nyeri dada
2.
Catat
adanya disritmia jantung
3.
Catat
adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
4.
Monitor
status kardiovaskuler
5.
Monitor
status pernafasan yang menandakan gagal jantung
6.
Monitor
adanya perubahan tekanan darah
7.
Monitor
toleransi aktivitas
8.
Monitor
respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
9.
Atur
periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
10.
Monitor
adanya dypsneu, fatigue, takipnue dan ortopnue
11.
Monitor
TTV
12.
Monitor
VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
13.
Auskultasi
TD pada kedua lengan dan bandingkan
14.
Monitor
adanya pulsus paradoks dan alterans
15.
Monitor
bunyi jantung, ju lah dan irama
16.
Monitor
suhu, warna dan kelembapan kulit
17.
Monitor
sianosi perifer
18.
Identifikasi
penyebab dan perubahan TTV
|
5.
Dx.
Keperawatan
Intoleransi
aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (hipoksia)
kelemahan
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang ingin
dilakukan
Batasan karakteristik :
a.
Respon
tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b.
Respon
frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
c.
Perubahan
EKG yang mencerminkan iskemia dan aritmia
d.
Ketidak
nyamanan setelah beraktivitas
e.
Menyatakan
merasa lemah dan letih
|
1.
Mampu
melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
2.
Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR
3.
TTV
normal
4.
Energy
psikomotor
5.
Mampu
berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
6.
Sirkulasi
status baik
7.
Status
respirasi; pertukaran gas dan ventilasi adekuat
|
1.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
2.
Bantu
untuk membantu aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi, dan sosial
3.
Bantu
untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti, kursi roda, krek
4.
Bantu
untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai klien
5.
Bantu
pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam aktivitas
6.
Bantu
pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan pengutatan
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns,
dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
No comments:
Post a Comment