Pages

loading...

Tuesday, February 5, 2019

Diagnosa Keperawatan Penyakit Asma


     A.   Pengertian
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. ( Sylvia A. Price )
          Beberapa faktor penyebab asma, antara lain : jenis kelamin, umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta faktor lingkungan.
Asma dibedakan menjadi dua jenis, yakni :
1.     Asma bronkial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan penyebab alergi. Gejala kemunculan sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Gangguan asma bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernafasan bagian bawah
2.     Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial ini biasanya teradi pada malam hari, disertai sesak nafas yang hebat. Kejadian ini disebut noctural paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur
Pembagian derajat asma menurut pedoman Asma Anak Indonesia sebagai berikut :

Parameter klinis, kebutuhan obat, dan faal paru
Persisten ringan
Persisten sedang
Persisten berat
Frekuensi serangan
<1x/bulan
>1x/bulan
Sering
Lama serangan
<1 minggu
>1 minggu
Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi
Di antara serangan
Tanpa gejala
Sering ada gejala
Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas
Tidak terganggu
Sering terganggu
Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik di luar serangan
Normal
Ada kelainan
Tidak pernah normal
Obat pengendali (anti inflamasi)
Tidak perlu
Nonsteroid/ steroid hirupan dosis rendah
Steroid hirupan/oral
Uji faal paru (di luar serangan )
PEF/FEV1 >80%
PEF/FEV1 60-80%
PEF/FEV1 <60% variabilitas 20-30%
Variabilitas faal paru (bila ada serangan )
Variabilitas >15%
Variabilitas >30%
Variabilitas >50%

     B.   Intervensi keperawatan
1.     Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mucus dalam jumlah yang berlebihan, peningkatan produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme
2.     Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan dan deformitas dinding dada
3.     Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbon dioksida
4.     Penurunan curah jantung b.d perubahan kontakbilitas dan volume sekuncup jantung
5.     Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d laju metabolik, dispnea saat makan, kelemahan otot pengunyah
6.     Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (hipoksia) kelemahan  

    C.   Implementasi Keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mucus dalam jumlah yang berlebihan, peningkatan produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada batuk
-         Suara nafas tambahan
-         Perubahan frekuensi nafas
-         Perubahan irama nafas
-         Dipsnue
-         Sputum dalam jumlah yang berlebihan
-         Batuk yang tidak efektif
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap melakukan tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.     Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.     Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.     Pasang mayo bila pelru
4.     Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.     Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.     Berikan bronkodilator bila perlu
7.     Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.     Monitor respirasi dan status O2

2.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan dan deformitas dinding dada

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-         Perubahan kedalam pernafasan
-         Perubahan ekskursi dada
-         Bradipneu
-         Penurunan tekanan ekspirasi
-         Penurunan kapasitas vital
-         Dispnue
-         Pernafasan cuping hidung
-         Ortopnue
-         Takipnue
-         Fase ekspirasi memanjang
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             TTV dalam batas normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Pasang mayo bila pelru
4.             Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.             Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.             Berikan bronkodilator bila perlu
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.     Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2.     Pertahankan jalan nafas yang efektif
3.     Atur peralatan oksigenasi
4.     Pertahankan posisi pasien
5.     Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3.     Monitor VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.     Monitor TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
6.     Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.     Identfikasi penyebab perubahan vital sign

3.     Dx. Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbon dioksida

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida pada membran alveolar kapiler
Batasan karakteristik :
-         pH darah arteri abnormal
-         pernafasan abnormal(mis, kecepatan, irama, kedalaman)
-         warna kulit abnormal(mis, pucat, kehitaman)
-         sianosis(pada neonatus saja)
-         penurunan karbon dioksida
-         dipsnea
-         sakit kepala saat bangun
-         hipoksia
-         hipoksemia
-         napas cuping hidung
-         takikardi
1.             mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yagn adekuat
2.             Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda- tanda distress pernafasan
3.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed, lips)
4.             TTV normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Identifikasi pasien perlunya pernafasan alat jalan nafas bantuan
4.             Pasang mayo bila perlu
5.             Lakukan fisioterapi dada
6.             Keluarkan sekret dengan batuk efektif atau dengan suction
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1.     Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2.     Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, gangguan otot tambahan
3.     Monitor suara nafas, seperti dengkur
4.     Monitor pola nafas; bradipnea, takipnea, kusmaul
5.     Catat lokasi trakhea
6.     Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksi)
7.     Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
8.     Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas utama
9.     Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

4.     Dx. Keperawatan
Penurunan curah jantung b.d perubahan kontakbilitas dan volume sekuncup jantung

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak adekuatan darah yang di pompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh
Batasan karakteristik :
1.     Perubahan frekuensi/ irama jantung
-         Aritmia
-         Bradikardi, takikardi
-         Perubahan EKG
2.     Perubahan preload
-         Edema, keletihan
-         Peningkatan CVP
-         Peningkatan BB
-         Murmur
3.     Perubahan aftreload
-         Kulit lembab
-         Dipsnea
-         Oliguria
-         Perubahan warna kulit
4.     Perubahan kontraktilitas
-         Batuk, crakcle
-         Penurunan indeks jantung
-         Ortopnea
-         Dipsnea
5.     Perilaku/emosi
-         Ansietas/ emosi
1.             TTV normal
2.             Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3.             Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asietas
4.             Tidak ada penurunan kesadaran
Cardiac care
1.             Evaluasi adanya nyeri dada
2.             Catat adanya disritmia jantung
3.             Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
4.             Monitor status kardiovaskuler
5.             Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
6.             Monitor adanya perubahan tekanan darah
7.             Monitor toleransi aktivitas
8.             Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
9.             Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
10.        Monitor adanya dypsneu, fatigue, takipnue dan ortopnue
11.        Monitor TTV
12.        Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
13.        Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
14.        Monitor adanya pulsus paradoks dan alterans
15.        Monitor bunyi jantung, ju lah dan irama
16.        Monitor suhu, warna dan kelembapan kulit
17.        Monitor sianosi perifer
18.        Identifikasi penyebab dan perubahan TTV

5.     Dx. Keperawatan
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (hipoksia) kelemahan  

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang ingin dilakukan
Batasan karakteristik :
a.             Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b.            Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
c.             Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia dan aritmia
d.            Ketidak nyamanan setelah beraktivitas
e.             Menyatakan merasa lemah dan letih
1.  Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
2.  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR
3.  TTV normal
4.  Energy psikomotor
5.  Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
6.  Sirkulasi status baik
7.  Status respirasi; pertukaran gas dan ventilasi adekuat
1.              Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
2.             Bantu untuk membantu aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial
3.             Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti, kursi roda, krek
4.     Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai klien
5.     Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam aktivitas
6.     Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan pengutatan


DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta

No comments:

Post a Comment