A.
Definisi
Bronchopneumoni adalah salah satu
jenis penumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu
atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya. (Smeltze & Suzanne, 2002)
Bronchopneumonia
adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal.
Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk
bercak-bercak konsilidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat
sukender, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang
spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh. (Sudigdiodi dan Imam
Supardi, 1998)
Kesimpulannya bronchopneumonia
adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di
daerah bronkus dan sekitar alveoli.
B.
Intervensi keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi trakeobronkial
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler,
gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan
metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang
berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi abdomen atau
gas
4. Intoleransi aktivitas b.d insufisiensi oksigen, untuk aktifitas
sehari-hari
5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d perubaha kadar elektrolit
dalam serum ( diare)
C.
Implementasi keperawatan
1.
Dx.
Keperawatan
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b.d inflamasi trakeobronkial pembentukan edema,
peningkatan produksi sputum
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-
Tidak
ada batuk
-
Suara
nafas tambahan
-
Perubahan
frekuensi nafas
-
Perubahan
irama nafas
-
Dipsnue
-
Sputum
dalam jumlah yang berlebihan
-
Batuk
yang tidak efektif
|
1.
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
2.
Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.
Mampu
mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
|
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal
suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum
suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap
melakukan tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan
oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.
Buka
jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.
Pasang
mayo bila pelru
4.
Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
5.
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.
Berikan
bronkodilator bila perlu
7.
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.
Monitor
respirasi dan status O2
|
2. Dx. Keperawatan
Gangguan
pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas
pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan eliminasi karbon
dioksida pada membran alveolar kapiler
Batasan karakteristik :
-
pH
darah arteri abnormal
-
pernafasan
abnormal(mis, kecepatan, irama, kedalaman)
-
warna
kulit abnormal(mis, pucat, kehitaman)
-
sianosis(pada
neonatus saja)
-
penurunan
karbon dioksida
-
dipsnea
-
sakit
kepala saat bangun
-
hipoksia
-
hipoksemia
-
napas
cuping hidung
-
takikardi
|
1.
mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yagn adekuat
2.
Memelihara
kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda- tanda distress pernafasan
3.
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed, lips)
4.
TTV
normal
|
Airway management
1.
Buka
jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.
Identifikasi
pasien perlunya pernafasan alat jalan nafas bantuan
4.
Pasang
mayo bila perlu
5.
Lakukan
fisioterapi dada
6.
Keluarkan
sekret dengan batuk efektif atau dengan suction
7.
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.
Monitor
respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1.
Monitor
rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2.
Catat
pergerakan dada, amati kesimetrisan, gangguan otot tambahan
3.
Monitor
suara nafas, seperti dengkur
4.
Monitor
pola nafas; bradipnea, takipnea, kusmaul
5.
Catat
lokasi trakhea
6.
Monitor
kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksi)
7.
Auskultasi
suara nafas, catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
8.
Tentukan
kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas
utama
9.
Auskultasi
suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
|
3. Dx. Keperawatan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan metabolik sekunder terhadap
demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau
dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-
Nyeri
abdomen
-
Kram
abdomen
-
Berat
badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-
Diare
-
Bising
usus hiperaktif
-
Kurang
makan
-
Kurang
informasi
-
Kurang
minat pada makanan
-
Ketidakmampuan
memakan makanan
-
Cepat
kenyang setelah makan
-
Sariawan
rongga mulut
-
Kelemahan
otot untuk menelan
|
1.
Adanya
peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.
BB
ideal sesuai dengan tinggi badan
3.
Mampu
mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.
Tidak
ada tanda malnutrisi
5.
Menunjukka
peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.
Tidak
terjadi penurunan BB yang berarti
|
1.
Kaji
adanya alergi makanan
2.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4.
Berikan
subtansi gula
5.
Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6.
Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
7.
Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1.
BB
pasien dalam batas normal
2.
Monitor
adanya penurunan BB
3.
Monitor
tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4.
Monitor
kulit kering dan perubahan pigmentasi
5.
Monitor
turgor kulit
6.
Monitor
mual dan muntah
7.
Monitor
kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8.
Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
9.
Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.
Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral
|
4. Dx. Keperawatan
Intoleransi
aktivitas b.d insufisiensi oksigen, untuk aktifitas sehari-hari
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang ingin
dilakukan
Batasan karakteristik :
a.
Respon
tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b.
Respon
frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
c.
Perubahan
EKG yang mencerminkan iskemia dan aritmia
d.
Ketidak
nyamanan setelah beraktivitas
e.
Menyatakan
merasa lemah dan letih
|
1.
Mampu
melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
2.
Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR
3.
TTV
normal
4.
Energy
psikomotor
5.
Mampu
berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
6.
Sirkulasi
status baik
7.
Status
respirasi; pertukaran gas dan ventilasi adekuat
|
1.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
2.
Bantu
untuk membantu aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi, dan sosial
3.
Bantu
untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti, kursi roda, krek
4.
Bantu
untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai klien
5.
Bantu
pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam aktivitas
6.
Bantu
pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan pengutatan
|
5. Dx. Keperawatan
Resiko ketidakseimbangan
elektrolit b.d perubaha kadar elektrolit dalam serum ( diare)
Definisi
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi Keperawatan
|
Berisiko mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang dapat
mengganggu kesehatan
Faktor risiko :
-
Defisiensi
volume cairan
-
Diare
-
Disfungsi
endokrin
-
Kelebihan
volume cairan
-
Gangguan
mekanisme regulasi (mis, diabetes, isipidus, sindrom ketidaktepatan sekresi
hormon antidiuretik)
-
Disfungsi
ginjal
-
Efek
samping obat (mis, medikasi, drain)
-
Muntah
|
1.
Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
2.
TTV
normal
3.
Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
1.
Timbang
popok atau pembalut jika diperlukan
2.
Pertahankan
intake dan output yang akurat
3.
Monitor
status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik) jika diperlukan
4.
Monitor
TTV
5.
Kolaborasi
pemberian cairan IV
6.
Monitor
status nutrisi
7.
Dorong
masukan oral
8.
Berikan
penggantian nesogatrik sesuai output
9.
Dorong
keluarga untuk membantu pasien makan
10.
Tawarkan
snack (jus buah, buah segar)
11.
Kolaborasi
dengan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
12.
Monitor
masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
13.
Atur
kemungkinan transfusi
Hypovolemia management
1.
Monitor
status cairan termasuk intake dan output cairan
2.
Pelihara
IV line
3.
Monitor
tingkat Hb dan hematokrit
4.
Monitor
TTV
5.
Monitor
respon pasien terhadap penambahan cairan
6.
Monitor
BB
7.
Dorong
pasien untuk menambah intake oral
8.
Pemberian
cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan
9.
Monitor
adanya anda gagal ginjal
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns,
dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
No comments:
Post a Comment