Pages

loading...

Monday, April 27, 2020

Peran Manajemen Strategi Pada Suatu Perusahaan

Manajemen Strategi bisa diartikan sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya sehingga dapat mempertahan kinerja pada suatu perusahaan. setiap perusahaan pasti mempunyai impian dan cita-cita agar perusahaan yang dibangun untuk mencapai goals yang sesuai dengan harapan ketika perusahaan itu mulai dibangun.

Untuk mencapai semua itu, setiap perusahaan punya caranya masing-masing agar perusahaannya tidak kalah dalam bersaing, dan salah satu cara yang bisa diandalkan yaitu dengan cara menyusun strategi, dan manajemen strategi itu sangat penting untuk diketahui . apalagi melihat perkembangan zaman yang mulai canggih, perusahaan-perusahaan sudah mulai menggunakan ekpansi pasar dengan tujuan untuk mendapat penghasilan yang banyak. Dan semua itu perlu usaha dan strategi yang benar-benar matang secara keseluruhan. Dan peran manajemen strategi pada suatu perusahaan sebagai berikut :
  1. Membuat Keputusan Strategis : ketika kita sudah mengetahui pentingnya fungsi manajemen strategi pada suatu perusahaan, maka kita tahu keputusan untuk masa yang akan datang, dan itu akan menghasilkan keputusan yang tepat. 
  2. Menyusun Planning Strategis : sebelum membuat keputusan yang tepat, pasti sebelumnya kita akan menata atau menyusun planning yang akan menghasilkan sebuah keputusan, dan disinilah peran manajemen strategi bagi perusahaan

Seni untuk mengatur ketika kita sudah mempelajari ilmu manajemen strategi, dan kita paham maka itu keahlian kita untuk mengatur sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jadi ketika kita sudah mempelajari dan mengetahui peran manajemen strategi pada suatu perusahaan maka kita akan dapat manfaatnya sendiri, misalnya :Kita dapat menetapkan arah strategi perusahaan, focus pada prioritas perusahaan, memahami lingkungan yang berubah, mendapatkan keunggulan ketika bersaing, meningkatkan kinerja kearah yang lebih baik, Memastikan perusahaan dapat berjalan dalam jangka panjang, Menyederhanakan strategi bisnis dan mengembangkannya.

Bye : Pratiwi Rahmadani 

Monday, April 1, 2019

Diagnosa Keperawatan Bronkitis


A.   Definisi
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus Influenza, virus parainfluinza, Adenovirus, virus rubeola, dan Paramyxovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia, Bordetella pertussis, atau Corynebacterium diphtheriae. (Rahajoe, 2012)
    Bronkitis di bagi menjadi dua :
1.     Bronkitis akut
Merupakan infeksi saluran pernafasan akut bawah. Ditandai dengan awitan gejala yang mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronkitis jenis ini, inflamasi (peradangan bronkus biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan kondisinya diperparah oleh permaparan terhadap iritan, seperti asap rokok, udara kotor, debu, asap kimiawi, dll.
2.     Bronkitis kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut). Pada bronkitis kronik peradangan bronkus tetap berlanjut selama beberapa waktu dan terjadi obstruksi atau hambatan pada aliran udara yang normal di dalam bronkus.

B.   Intevensi Keperawatan
1.     Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkokonstriksi, peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif, dan infeksi bronkopulmonal
2.     Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan, hiperventilasi paru, deformitas dinding dada
3.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d lahu metabolic, anoreksia, mual dan muntah, dispnea, kelemahan
4.     Hipertermi b.d pemajanan lingkungan yang panas, proses penyakit peradangan
5.     Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O

C.   Implementasi Keperawatan
1.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkokonstriksi, peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif, dan infeksi bronkopulmonal

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak mampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
-         Tidak ada batuk
-         Suara nafas tambahan
-         Perubahan frekuensi nafas
-         Perubahan irama nafas
-         Dipsnue
-         Sputum dalam jumlah yang berlebihan
-         Batuk yang tidak efektif
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
1.Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning
2.Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
3.Minta klien bernafas dalam sebelum suction dilakukan
4.Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
5.Gunakan alat steril setiap melakukan tindakan
6.Monitor status oksigen pasien
7.Hentikan suction dna berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway management
1.     Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.     Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.     Pasang mayo bila pelru
4.     Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.     Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.     Berikan bronkodilator bila perlu
7.     Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.     Monitor respirasi dan status O2


2.     Dx. Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan, hiperventilasi paru, deformitas dinding dada

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Batasan karakteristik :
-         Perubahan kedalam pernafasan
-         Perubahan ekskursi dada
-         Bradipneu
-         Penurunan tekanan ekspirasi
-         Penurunan kapasitas vital
-         Dispnue
-         Pernafasan cuping hidung
-         Ortopnue
-         Takipnue
-         Fase ekspirasi memanjang
1.             Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2.             Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
3.             TTV dalam batas normal
Airway management
1.             Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.             Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3.             Pasang mayo bila pelru
4.             Lakukan fisioterapi dada bila perlu
5.             Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6.             Berikan bronkodilator bila perlu
7.             Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
8.             Monitor respirasi dan status O2
Oxygen therapy
1.     Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2.     Pertahankan jalan nafas yang efektif
3.     Atur peralatan oksigenasi
4.     Pertahankan posisi pasien
5.     Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monotoring
1.     Monitor TTV
2.     Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3.     Monitor VS saat pasien baring, duduk, dan berdiri
4.     Monitor TD, RR, nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
6.     Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit
7.     Identfikasi penyebab perubahan vital sign


3.     Dx. Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d lahu metabolic, anoreksia, mual dan muntah, dispnea, kelemahan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
-         Nyeri abdomen
-         Kram abdomen
-         Berat badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
-         Diare
-         Bising usus hiperaktif
-         Kurang makan
-         Kurang informasi
-         Kurang minat pada makanan
-         Ketidakmampuan memakan makanan
-         Cepat kenyang setelah makan
-         Sariawan rongga mulut
-         Kelemahan otot untuk menelan
1.     Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2.     BB ideal sesuai dengan tinggi badan
3.     Mampu mengidentifikasi kebuthan nutrisi
4.     Tidak ada tanda malnutrisi
5.     Menunjukka peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.     Tidak terjadi penurunan BB yang berarti
1.             Kaji adanya alergi makanan
2.             Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
3.             Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
4.             Berikan subtansi gula
5.             Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6.             Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
7.             Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitoring Nutrisi
1.             BB pasien dalam batas normal
2.             Monitor adanya penurunan BB
3.             Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4.             Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
5.             Monitor turgor kulit
6.             Monitor mual dan muntah
7.             Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht
8.             Monitor pertumbuhan dan perkembangan
9.             Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
10.        Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral

4.     Dx. Keperawatan
Hipertermi b.d pemajanan lingkungan yang panas, proses penyakit peradangan

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan karakteristik :
-         Konvulsi
-         Kulit kemerahan
-         Kejang
-         Takikardi
-         Takipnea
-         Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :
-         Dehidrasi
-         Penyakit
-         Medikasi
-         Trauma
-         Aktivitas berlebihan
-         Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
1.Suhu tubuh dalam rentang normal
2.Nadi dan RR dalam rentang normal
3.Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Fever treatment
1.              Monitor suhu sesering mungkin
2.              Monitor IWL
3.              Monitor warna dan suhu kulit
4.              Monitor tekana darah, nadi, dan RR
5.              Monitor intake dan output
6.              Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
7.              Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
Temperatur regulation
1.     Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2.     Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3.     Monitor tanda hipertermi dan hipotermi
4.     Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
5.     Berikan anti piretik bila perlu
Vital sign Monitoring
1.     Monitor TD, RR, dan suhu sebelum dan setelah beraktivitas
2.     Monitor frekuensi dan irama pernafasan
3.     Monitor suara paru
4.     Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)


5.     Dx. Keperawatan
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

Definisi
Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
Ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang ingin dilakukan
Batasan karakteristik :
a.             Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b.            Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
c.             Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia dan aritmia
d.            Ketidak nyamanan setelah beraktivitas
e.             Menyatakan merasa lemah dan letih
1.  Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
2.  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR
3.  TTV normal
4.  Energy psikomotor
5.  Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
6.  Sirkulasi status baik
7.  Status respirasi; pertukaran gas dan ventilasi adekuat
1.              Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
2.             Bantu untuk membantu aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial
3.             Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti, kursi roda, krek
4.     Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai klien
5.     Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam aktivitas
6.     Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan pengutatan

DAFTAR PUSTAKA 

Nurarif, Amin Huda, S. Kep., Ns, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta